3 Desainer Dewi Fashion Knight Siapkan Tema 'To Mother Earth' untuk Puncak JFW 2021
ERA.id - Pekan mode terbesar di Asia Tenggara, Jakarta Fashion Week (JFW) 2021 akan digelar di tengah pandemi COVID-19. Sejumlah adaptasi dilakukan guna penyelenggaraan bisa berlangsung sesuai prosedur kesehatan.
JWF 2021 dijadwalkan akan berlangsung pada 26-29 November 2020 secara live stream di microsite JFW.TV. Ini menjadi format baru diterapkan dalam ajang mode yang tahun ini menginjak ke-13 kalinya.
Salah satu ajang yang paling ditunggu-tunggu dalam perhelatan JFW 2021 adalah Dewi Fashion Knight (DFK) sebagai acara penutup. DFK tahun ini, ada tiga desainer yang ikut serta, diantaranya Lutfi Labibi, Chitra Subyakto, dan Toton Januar. Editor in Chief Dewi Magazine, Margaretha Untoro mengatakan ketiga desainer terpilih lantaran punya visi misi yang sama.
"Ketiganya dinilai oleh tim Dewi Fashion Knight dan punya visi misi yang sama dengan tema JFW saat ini. Di mana ketiganya melakukan praktik berkelanjutan yang bisa dipertanggungjawabkan," kata Margaretha Untoro melalui virtual press conference - Dewi Fashion Knights pada Selasa (17/11/2020).
Dewi Fashion Knight (DFK) tahun ini membawa tema gaya "To Mother Earth, Kembali ke Ibu, ke akar, dan nurani". Margaretha Untoro mengatakan tema yang diusung kali ini sebagai bentuk refleksi diri mengingat masa pandemi saat ini.
"Tema banyak refleksi ke dalam diri. Setelah ngobrol dengan banyak teman, mereka mempertanyakan apa esensial buat hidup, jadi back to basic. Kita bawa pemikiran ini jadi tema besar dalam Dewi Fashion Knight tahun ini," ujar Margaretha.
Desainer Lutfi Labibi tahun ini akan mengembangkan konsep karyanya untuk DFK 2021 mendatang. Sebelumnya, ia baru saja menyelesaikan proyek dengan Murabaki mengusung judul 'Sandang, Pangan, Papan, dan Puisi'. Lalu, judul itu dikembangkannya menjadi 'Sandang, Hening, Cipta, dan Puisi'.
"Puisi saya ambil dari Joko Pinurbo yang bercerita tentang sandang. Karena pada akhirnya kebutuhan manusia tentang sandang lari ke hal yang lebih sederhana," tuturnya.
Berbeda dengan desainer Chitra Subyakto yang menyadari bahwa dunia mode menjadi salah satu industri penyumbang limbah yang mencemari lingkungan. Makanya, ia terinsiprasi dengan busana zaman dahulu yang masih bersih.
"Saya cukup hobi perhatikan orang berpakaian, khususnya zaman dulu. Hampir semuanya bersih, sangat terbatas dengan tipe pakaian atau warna yang digunakan," tuturnya.
Terakhir, desainer Toton Januar yang membawa busana religius di DFK 2021. Selama karantina di rumah, Toton mengatakan banyak menciptakan karya di rumah.
"Kita mencari sesuatu untuk berpegang. Kebanyakan kita akan berpegang ke hal-hal yang sifatnya religius. Itu jadi salah satu inspirasi bagaimana hal spiritual aku coba terjemahkan ke dalam bentuk karya busana," katanya.