Hary Tanoe Dapat Pesan dari Presiden Jokowi
Di antaranya, Sekjen Perindo Ahmad Rofiq, Ketua Bidang Organisasi Partai Perindo Safril Nasution, Ketua Bidang Politik dan Kebijakan Publik Perindo Mohammad Yamin Tawary, Ketua Bidang Hukum dan HAM Christophorus Taufik.
Hary Tanoe mengatakan, kedatangannya ini untuk meminta Presiden Joko Widodo hadir dan membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Perindo yang dilaksanakan pada 21-22 Maret 2018.
"Kami meminta Pak Jokowi hadir membuka acara tersebut dan Pak Presiden bersedia hadir membuka acara tersebut," kata Hary Tanoe usai dilansir Antara.
Selain itu, Hary Tanoe menambahkan, Presiden memberikan arahan dan saran kepada Partai Perindo yang baru menjadi peserta Pemilu 2019.
"Beliau memberikan arahan dan saran kepada kami sebagai peserta pemilu, supaya dalam mengikuti pemilu bisa jurdil, jujur dan adil, tidak melakukan money politics," ungkapnya.
Ketika ditanya wartawan apakah kedatangannya juga terkait dukungan kepada Jokowi sebagai capres dalam Pemilihan Presiden 2019, Hary Tanoe menegaskan partainya sudah mendeklarasikan dukungan itu sejak November 2017 lalu.
"Sejak bulan November, mendukung Pak Jokowi untuk maju lagi sebagai Capres 2019. Dalam Rapimnas itu kami akan melakukan peneguhan terhadap dukungan Partai Perindo terhadap pencalonan Jokowi maju kembali menjadi Capres dalam Pilpres 2019," katanya.
Hary Tanoe mengaku kedatangannya ke Istana tidak dalam kapasitas membicarakan kriteria calon pendamping Jokowi dalam Pilpres 2019.
"Kami tidak membicarakan itu (cawapres), lebih banyak memberikan arahan saja agar pesta demokrasi ini dilakukan dengan menaati aturan yang ada," katanya.
Hary Tanoe juga yakin partainya bisa memberikan dukungan untuk kemenangan Jokowi di Pilpres 2019. Sebab, dia mengklaim memiliki massa hingga akar rumput.
Ketika ditanya untuk menyukseskan kemenangan Jokowi juga melibatkan MNC Grup, Hary Tanoe menjelaskan bahwa Perindo dan MNC Grup harus dipisahkan.
"Ini harus dipisah ya, karena Partai Perindo tidak punya media, seperti TV-One kan milik Viva kan, Golkarnya tidak punya media," elak Hary Tanoe.