SBY Perbesar Panggung Agus Yudhoyono

Jakarta, era.id – Panggung untuk Agus Harimurti Yudhoyono makin diperbesar. Itulah kiasan yang spontan muncul saat pertama mendengar putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono tersebut bakal berpidato dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat.

Rapimnas yang digelar di Sentul, Bogor, Jawa Barat, pada 10-11 Maret, dihadiri pengurus Demokrat dari seluruh daerah di Indonesia. Presiden Joko Widodo juga akan hadir saat pembukaan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun era.id, sebagai Ketua Umum Demokrat, SBY akan berpidato selama 15 menit mulai pukul 10.00 WIB. Setelah itu, giliran Jokowi memberi sambutan.

Setelah pembukaan, rapimnas dilanjutkan dengan pembekalan pada seluruh kader Demokrat terkait Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Wacana pembentukan poros ketiga bersama PAN dan PKB ada di dalamnya.

Adapun Agus Yudhoyono, yang sudah dikukuhkan memimpin Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, akan berpidato pada hari kedua rapimnas, Minggu (11/3).

Ini bakal jadi panggung terbesar Agus menyampaikan pidato politiknya. Meski tidak lebih besar dari tugasnya mencapai target Demokrat pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, kepemimpinan Demokrat pada masa Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 ada di tangan Agus sebagai komandan Kogasma.

"Khusus pilkada, pemilu, sebagai pelaksana kampanye Partai Demokrat," ujarnya.

Demokrat mematok target 15 persen suara pada pemilu tahun depan. Bukan tugas mudah, karena perolehan suara Demokrat terus melorot setelah lebih dari selusin kadernya terjerat korupsi.

(Ilustrasi/era.id)

Pada Pemilu 2004, Demokrat mendapat 8.437.868 suara atau 7,46 persen suara nasional yang dikonversikan menjadi 55 kursi di DPR. Lalu pada 2009, saat elektabilitas SBY berada di puncaknya, perolehan suara Demokrat melejit jadi 21.655.295 atau 20,81 persen suara nasional yang dikonversikan menjadi 148 kursi di parlemen.

Namun pada Pemilu 2014, Demokrat  harus menerima nasib suaranya terjun bebas di angka 12.728.913 atau 10,19 persen suara nasional dan dikonversikan menjadi 61 kursi DPR. Selain anjlok karena kasus korupsi, citra Demokrat sulit terdongkrak karena krisis figur.

Lalu secara mengejutkan, SBY mendorong Agus tampil lebih cepat di kancah politik. Pada 2016, Agus yang berpangkat mayor mundur dari TNI untuk menjadi calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

(Infografis/era.id)

Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, menilai meski kalah pada putaran pertama, tapi eksperimen SBY mendorong Agus pada Pilkada DKI tidak terlalu mengecewakan.

“SBY mau meregenerasi, butuh strategi yang akomodatif, enggak frontal,” kata Arie, kepada era.id, Jumat (9/3/2018) malam.

Agus kini makin populer, meski elektabilitasnya masih rendah, tapi perlahan mulai meningkat.

Berdasarkan hasil survei IndoBarometer terhadap 1.200 responden di 34 provinsi pada 23-30 Januari 2018, dengan skenario Agus menjadi cawapres Jokowi, elektabilitasnya mencapai 38,6 persen.

Persentasenya unggul dibanding skenario Jokowi-Gatot Nurmantyo 38,4 persen, Jokowi-Ridwan Kamil 37,5 persen dan Jokowi-Tito Karnavian 37 persen. 

Lalu berdasarkan hasil survei Poltracking Indonesia pada 7 Januari sampai 3 Februari 2018, skenario Jokowi-AHY mendapat elektabiitas 43 persen, jika berhadapan dengan Prabowo Subianto-Anies Baswedan 30,9 persen.

Skenario lainnya, elektabilitas Jokowi-AHY 50,9 persen jika berhadapan dengan Gatot Nurmantyo-Anies Baswedan yang mendapat 13,1 persen. Survei tersebut dilakukan dengan metode stratified multistage random sampling, dan jumlah responden 1.200 di 34 Provinsi. 

Menurut Arie, kehadiran Jokowi dalam Rapimnas Demokrat akan menguntungkan Agus dan juga mantan Wali Kota Solo tersebut. Agus bakal dicitrakan baik karena dekat dengan Presiden, sedangkan Jokowi akan terlihat rukun dengan semua partai.

“SBY enggak ingin defisit, (AHY) ini resources, SBY berkepentingan menempelkan anaknya dengan Jokowi, dekat dengan presiden, sentral, kesannya baik. Walau belum tentu berkoalisi,” ucap Arie.

Langkah SBY memberi ruang lebih luas pada Agus dinilai tepat. Meski tidak ada jaminan menjadi jago pada pemilu tahun ini, tapi sosok Agus adalah investasi potensial bagi perbaikan posisi Demokrat.

"Sebuah langkah yang cerdas. SBY sedang mempersiapkan AHY untuk 2024," kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin.

(Infografis/era.id)