Masih Perlukah Membuat Resolusi Tahun Baru?
ERA.id - Jelang pergantian tahun, sebagian orang sudah memikirkan resolusi atau janji untuk diri sendiri. Salah satunya RM, pemimpin grup idola K-pop Bangtan Sonyeondan (BTS) yang ingin tetap sehat, bisa kembali melakukan tur konser dan memenangkan penghargaan Grammy Tahun 2021.
Selain RM, personel BTS lainnya yakni Jungkook dan Jin juga menginginkan hal serupa. "Sehat dan bahagia, lalu bisa kembali menggelar tur," kata mereka dalam sebuah wawancara dengan radio Amerika Serikat, SiriusXM.
Tak hanya kalangan selebritas, masyarakat umum termasuk mahasiswi jurusan Ilmu Jurnalistik di kawasan Jakarta Selatan bernama Irena (20) juga berencana menjadi sosok pribadi yang rajin berolahraga dan bisa menurunkan bobot tubuhnya tiga kilogram di tahun depan.
Terlepas dari profesi dan latar belakang Anda, apakah membuat resolusi tahun baru memang diperlukan?
Psikolog klinis dewasa Nirmala Ika mengatakan pada prinsipnya perlu membuat resolusi atau enggak itu dikembalikan kepada kebutuhan masing-masing.
Ada orang yang malah menjadi senewen ketika membuat resolusi karena mereka jadi ada target-target di dalam hidup. Dia lebih suka ketika semua mengalir saja.
"Tetapi ada orang yang menjadi termotivasi dan bisa menghargai capaian-capaian dirinya karena resolusi menjadi hal yang terukur," ujar psikolog klinis dewasa Nirmala Ika, Rabu (31/12/2020).
Menurut Ika, daftar resolusi sebenarnya bukan hanya berisi apa yang ingin Anda raih tetapi juga sebuah kesempatan untuk melakukan refleksi diri.
Pada akhir tahun, Anda bisa melihat kembali hal-hal yang sudah pernah dibuat sebelumnya, mana capaian yang berhasil dan tidak, cara menggapainya selama ini dan bagaimana perasaan Anda pada capaian yang sudah digapai.
"Kenapa berhasil? bagaimana dulu melakukannya? Bagaimana perasaan kita ketika berhasil, apakah sesuai dengan harapan kita, mana yang enggak, kenapa enggak berhasil?, apa yang bisa diperbaiki atau dilakukan untuk membuat itu berhasil di tahun berikutnya, apakah ini totally enggak berhasil atau sebenarnya working progress ke tujuan kita," papar Ika.
Menurut dia, hasil refleksi ini seharusnya bisa menjadi dasar bagi Anda membuat resolusi di tahun berikutnya.
Soal durasi dan kegagalan
Ika menuturkan, durasi resolusi bisa disesuaikan seberapa besar komplek tujuan yang ingin Anda capai. Dengan kata lain, tidak ada batasan khusus namun lebih pada kemampuan dan kondisi Anda yang realistis.
Hal senada diungkapkan Bernadette Melnyk, wakil presiden untuk promosi kesehatan dan di College of Nursing, Ohio State, Amerika Serikat. Jika berkaitan resolusi Anda berkaitan dengan kesehatan, dia merekomendasikan Anda menetapkan tujuan 30 hari yang realistis.
"Tetapkan tujuan 30 hari yang realistis, spesifik. Semakin spesifik dan realistis tujuannya, semakin besar kemungkinan untuk dicapai," kata dia seperti dikutip dari Medical Xpress.
Baik Ika maupun Melnyk sama-sama menyarankan Anda membagi tujuan besar menjadi tujuan kecil. Di antara banyak resolusi gagal, ini akibat Anda mencoba terlalu banyak dan terlalu cepat durasi waktunya.
"Saran saya khusus untuk resolusi yang suka gagal tetapi selalu ingin dicapai tiap tahunnya, bisa dicoba di breakdown menjadi langkah-langkah kecil dalam durasi yag lebih singkat," tutur Ika.
Jika Anda ingin menurunkan bobot tubuh, cobalah beri target berapa kilogram yang harus Anda turunkan, lalu langkah konkret yang akan Anda lakukan misalnya mulai 1 Januari berencana lari kali seminggu, di bulan Februari akan mulai mengatur asupan kalori dan seterusnya.
Studi tahun 2012 yang diterbitkan dalam The Journal of Consumer Research menunjukkan, berfokus pada jumlah yang lebih kecil dalam mencapai tujuan membuat orang lebih termotivasi.
Misalnya, jika Anda ingin berlari atau berjalan kaki sejauh 8 km, pikirkan cara bagaimana bisa mencapainya dan konsisten seperti yang dilakukan Kun, personel grup idola K-pop NCT sekaligus pemimpin grup WayV.
Dia dalam sebuah sesi bincang bersama grupnya yang diunggah dalam laman YouTube WayV belum lama ini mengaku terbiasa berjalan cepat di luar rumah sejauh 8 km.
"Jalan cepat 8 km. Makan seperti biasanya (normal sesuai kebutuhan nutrisi tubuh). Anda hanya perlu membatasi jumlah asupan dari biasanya," kata dia saat ditanya tips menjaga berat badannya.
Bagaimana Anda bisa melakukannya? Ada dua pilihan pemikiran, yakni: "Saya berlari 2 km lalu menggandakannya saat sudah mencapai km berikutnya" atau "Saya sudah berlari 2 km dan masih memiliki 6 km lagi". Menurut penulis buku Running: A Love Story, Jen A. Miller, berdasarkan studi, Anda mungkin lebih baik dengan yang cara berpikir yang pertama.
"Jadi, saat Anda pertama kali memulai perjalanan menuju resolusi Anda, daripada melihat jumlah besar yang tersisa untuk mencapainya, lihatlah apa yang telah Anda capai," kata dia.
Terkait kegagalan mencapai resolusi, Miller, mengatakan, kondisi ini antara lain karena Anda membuatnya bukan atas kemauan Anda, terlalu samar dan Anda tidak memiliki rencana yang realistis untuk mencapai resolusi Anda.
Jika toh gagal, asisten profesor bidang informasi dan pengambilan keputusan di Wharton School of the University of Pennsylvania, Katherine L. Milkman menyarankan Anda jangan menyalahkan diri sendiri, dan ketahuilah Anda tidak sendiri.
Selain itu, jangan ragu memulai dari awal misalnya di akhir pekan. Jika Anda melewatkan target di Tahun Baru, Anda dapat memulai lagi besok, pada hari Senin, setelah Hari Valentine atau waktu lainnya selama Anda siap untuk mencobanya lagi.
"Ini tidak akan menjamin kesuksesan, tetapi Anda tidak perlu menunggu sampai tahun berikutnya tiba untuk mencobanya lagi," tutur dia.
Di sisi lain, ingatlah untuk mencatat apa yang sudah tercapai, ingin ditingkatkan lagi dan hal baru untuk dikejar nantinya.
"Jadi list tahun berikutnya tidak hanya berisi panjang mimpi-mimpi yang akhirnya akan gagal lagi untuk dicapai," demikian kata Ika.