Jokowi Belum Tentu Terima Tawaran SBY
Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Muradi, menilai sangat kecil peluang Demokrat masuk dalam partai pendukung Jokowi. Menurut Muradi, ada sejumlah hambatan bagi Demokrat berdampingan dengan PDI Perjuangan yang menjadi motor pendukung mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
“Perlu dipahami bahwa ada faktor Bu Mega ya yang akan menjadi faktor psikologi politik penghambat antara Pak SBY dengan Pak Jokowi,” kata Muradi, kepada era.id, Sabtu malam.
Selain itu, kata Muradi, Jokowi juga akan menghitung apakah dukungan Demokrat akan berdampak secara elektoral. Karena menurut Muradi, karakter pemilih Demokrat bukanlah pemilih yang akan memberikan suaranya untuk Jokowi.
“Ada efek elektoralnya atau enggak? Jadi kalau sekarang ini, kalau melihat karakter pemilih Demokrat itu tentu anti-Jokowi. Jadi kalau akhirnya Demokrat diterima sebagai pengusung Jokowi, maka berikutnya sejauh mana faktor elektoral buat Jokowi,” ujarnya.
Saat berpidato di Rapimnas Demokrat, SBY menegaskan sikap partainya yang menjunjung prinsip perjuangan dan kebersamaan dalam kerja politik. Dia pun memberi sinyal ingin mendukung Jokowi pada Pemilu 2019.
"Tentu Bapak (Jokowi) sangat memahami sebagaimana pengalaman saya pada Pilpres 2004-2009 dulu, perjuangan bersama apapun namanya akan berhasil dan menang jika kerangka kebersamaannya tepat," tutur SBY yang berpidato di hadapan Jokowi.
Hubungan SBY dengan Megawati
SBY merupakan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan di era Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada 2001, SBY mendirikan Partai Demokrat setelah kalah dalam pemilihan calon wakil presiden dalam Sidang MPR. Saat itu, Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden mendampingi Megawati.
Beberapa sumber mengatakan Megawati kecewa pada SBY karena tidak terbuka saat mendirikan Partai Demokrat dan punya tujuan menjadi calon presiden. Pada Maret 2004 SBY mengundurkan diri sebagai menteri dan ikut dalam pertarungan pilpres. Pada Pilpres 2004, Megawati yang berpasangan dengan Hasyim Muzadi dikalahkan pasangan SBY-Jusuf Kalla.
Setelah rangkaian peristiwa politik itu, sejumlah pihak mencoba mendinginkan suasana dan mempertemukan SBY dengan Megawati, tapi belum berhasil. Bahkan, Megawati tidak pernah hadir dalam peringatan kemerdekaan RI di Istana Merdeka selama SBY menjadi Presiden.
Megawati baru kembali memperingati kemerdekaan RI di Istana Merdeka era Presiden Joko Widodo, pada Jumat (17/8/2017). Saat itu Megawati dan SBY bertemu dan momennya menjadi sorotan.
Pada 2014, Puan Maharani pernah berusaha mempertemukan ibunya dengan SBY, namun gagal karena Ketua Umum Partai Demokrat itu tidak merespons. Puan pernah bercerita, pada 1 Oktober 2014 dia bersama Megawati, Jokowi, Jusuf Kalla, dan Surya Paloh berkumpul di suatu tempat menunggu respons SBY untuk bertemu.
Semua pengurus Demokrat yang dianggap punya jalur khusus pada SBY, kata Puan, juga diminta menjembatani tapi tidak ada hasil. Puan pun mengaku sedih keinginan bertemu tak direspons SBY.
“Pak Jokowi tidak akan serta merta menerima ajakan atau menerima pinangan (Demokrat) itu. Karena dengan begitu, kalau dia menerima artinya itu akan mencederai hubungan antara Pak Jokowi dengan Bu Mega. Mau enggak mau (pasti akan mencederai),” ujar Muradi.
Secara terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf membantah hubungan SBY dengan Megawati panas. Menurut Nurhayati, SBY selalu mencoba berkomunikasi dengan Megawati.
"Saya kira tidak ada masalah komunikasi antara Pak SBY dengan Bu Mega. Pak SBY selalu mencoba berkomunikasi,” tutur Nurhayati.