Bos Matahari Diduga Jatuh ke Sungai Ciliwung
Senior Marketing and Creative Manager Taman Wisata Matahari, Ilham Fadjriansyah menerangkan, sebelum meninggal, almarhum tengah beristirahat di salah satu vilanya yang berlokasi di Kawasan Cilember, Bogor.
"Dugaan sementara pada Jumat malam, tanggal 9 Maret, pukul 20.30 WIB seperti biasa beliau sedang beristirahat di salah satu vilanya sebelum rencana kembali ke kediaman beliau yang berada di dalam Taman Wisata Matahari," kata Ilham dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/3).
Hujan deras pada siang hari menyebabkan aliran sungai Ciliwung semakin deras di malam harinya. Hari kemudian memutuskan untuk meninjau lokasi tersebut karena vilanya dekat sungai. Ilham menduga, Hari terjatuh ke sungai saat pengecekan itu berlangsung.
"Pada saat melihat kondisi sungai Ciliwung itulah sepertinya beliau kehilangan keseimbangan sehingga terjatuh ke Sungai Ciliwung yang saat itu arusnya sedang deras," lanjutnya.
Selanjutnya Taman Wisata Matahari bersama Polsek Cisarua segera mencari korban di sekitar sungai Ciliwung. Dikarenakan kondisi gelap dan demi keselamatan tim penyelamat, akhirnya penyisiran dilakukan pada pagi hari Sabtu, pukul 06.00 WIB.
"Setelah penyisiran kami lakukan dan hasilnya nihil dikarenakan ada beberapa area yang tidak dapat dilalui dengan berjalan kaki. Akhirnya kamipun meminta bantuan dari tim SOAR yang merupakan rekan kerja kami dengan wahana Arum Jeram di Taman Wisata Matahari untuk melakukan penyisiran dengan menggunakan perahu karet," kata dia.
Penyelidikan Polisi belum selesai
Terpisah, Kepolisian Resor Bogor Kabupaten, Polda Jawa Barat, masih melakukan penyelidikan kasus meninggalnya bos Matahari itu. Polisi sudah melakukan visum, olah tempat kejadian perkara dan rekonstruksi serta memeriksa saksi-saksi.
"Penyelidikan belum selesai, yang sudah kita lakukan visum terhadap korban, termasuk olah tempat kejadian perkara, dan melakukan rekonstruksi. Setelah hasil pemeriksaan visum keluar baru kita gelar lagi, setelah itu baru diketahui kesimpulan apakah tindak pidana atau bukan," kata Kapolres Bogor Kabupaten AKBP Andy Moch Dicky di Bogor, Sabtu dilansir Antara.
Untuk mengungkap apakah ada indikasi pidana seperti pembunuhan dan lainnya, menurut Dicky, perlu penyidikan lebih lanjut. Karena saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil visum et repertum.
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan kepolisian, Hari Darmawan pada Jumat malam (9/3) bersama sopirnya berada di vila miliknya di kawasan Taman Wisata Matahari (TWM).
Sebelum kejadian almarhum sedang makan-makan bersama dengan stafnya di daerah TWM. Saat itu beberapa kali Hari meminta diambilkan sesuatu kepada sopirnya, awalnya meminta diambilkan koran, lalu yang terakhir meminta diambilkan air minum.
"Menurut keterangan sopirnya, setelah beliau (Hari-red) kembali mengambil air minum di mobil, beliau sudah tidak ada lagi," katanya.
Hari dilaporkan hilang sejak Jumat malam sekitar pukul 21.30 WIB saat berada di berada di vilanya di Kawasan Jalan Hankam Wira Lokatama Puncak. Dia kemudian ditemukan tewas oleh tim evakuasi 100 meter dari lokasi vilanya.
Hari Darmawan lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 27 Mei 1940. Ia merupakan pengusaha ritel yang memulai kiprahnya sejak masih berusia muda. Hari meninggal pada usia 77 tahun.