Milenial Dikejar-kejar

Jakarta, era.id - Survei CSIS Agustus 2017 menemukan selisih suara Joko Widodo dan Prabowo Subianto hanya berjarak sebesar 8 persen. Sebesar 33,3 persen pemilih milenial mengaku akan memilih Jokowi saat survei dilakukan dan 25 persen mengaku akan memilih Prabowo Subianto. 

Pemilih milenial memang sulit ditebak. Mereka mewakili genre baru pemilih Indonesia yang mempunyai pandangan unik dibanding pemilih lainnya. Mereka juga mudah berubah ke lain hati, apalagi bila menemukan idola baru.

Pemilih milenial (berusia 17-29 tahun) yang berjumlah sekitar 15-20% dari jumlah pemilih secara nasional, menyebabkan partai politik saling berebut suara di segmen ini. Namun tantangannya tidak mudah. Selain karakteristik pemilih milenial yang tidak mudah ditebak, mereka juga gampang bergeser dari satu tokoh ke tokoh lainnya, atau dari satu partai ke partai lainnya. 

Dikarenakan pertumbuhan platform digital dan media sosial yang berkembang pesat menyebabkan partai politik mulai mengadopsi cara-cara mutakhir untuk merebut simpati pemilih milenial. Partai mulai menggunakan platform-platform digital seperti Faceboook, Twitter, YouTube, dan Instagram. Bahkan beberapa partai politik sudah ada yang menyewa jasa konsultan profesional untuk mengelola akun media sosial partai.

Baca juga: Saatnya Anak Muda Tampil di Panggung Politik