Kalau Finalnya Roma vs Sevilla, Mau Nonton?

Jakarta, era.id - Seluruh pecinta sepak bola di planet bumi langsung bereaksi begitu pengundian babak perempat final Liga Champions selesai dilakukan di Zurich, Swiss, Jumat (16/3) lalu. Sebagian besar mengomentari pertemuan terlalu dini Real Madrid dengan Juventus yang merupakan ulangan final musim lalu dan duel sesama klub Inggris Liverpool kontra Manchester City. Tapi, tidak ada yang membayangkan bagaimana jika babak final justru mempertemukan Sevilla dengan AS Roma.

Ini bukan hal yang tidak mungkin. Sepak bola bukanlah matematika yang bisa ditentukan hasil akhirnya. Era.id juga tidak terlalu percaya kepada sejarah pertemuan kedua klub. Karena pelatih, pemain, lapangan dan metode permainan saat ini berbeda dengan masa lalu. Sejauh ini, kedua klub sama-sama pernah saling mengalahkan dalam dua laga uji coba terakhir yang berlangsung pada 2015 dan 2017.

'Mimpi di siang bolong!', begitu mungkin respons dari para pendukung Barcelona dan Munchen ketika membaca tulisan ini. Mana mungkin dua tim raksasa yang sama-sama memiliki tradisi juara dan mental kuat dalam sebuah kompetisi bisa dikalahkan dua tim yang belum sekali pun memenangkan gelar Liga Champions? 

Semua orang boleh berpendapat. Setiap tim memiliki peluang yang sama untuk melaju ke babak final. Setiap pelatih juga berhak memiliki mimpi yang tinggi. Apalagi Roma dan Sevilla sama-sama dilatih dua orang sahabat yang pernah bermain bersama di Giallorossi pada periode 1999-2001; Vincenzo Montella dan Eusebio Di Francesco. 

Dalam sebuah wawancara kepada Mediaset Premium seusai pertandingan kontra Manchester United, Montela, dengan setengah bercanda mengatakan, ketika dirinya tiba di Andalusia ia langsung menghubungi Di Francesco dan mengatakan dirinya ingin bertemu dengan mantan rekan satu timnya di final Liga Champions. 

Hal tersebut ditimpali Di Francesco, yang juga mengatakan keinginannya bertemu dengan Montella di babak final sesaat sebelum undian dilakukan. Lebih jauh, ia mengatakan timnya harus bermimpi dan memiliki ambisi dengan tidak memikirkan tim yang akan mereka hadapi dan lebih memikirkan tentang apa yang sudah mereka lakukan. 

Pertemuan kedua tim yang tidak diunggulkan pernah terjadi sebelumnya. Kita tidak perlu mundur terlalu jauh hingga ke beberapa dekade yang lalu. Pada final musim 2003-04, tanpa disangka, Porto bertemu AS Monaco di saat Real Madrid, Manchester United, dan Chelsea sedang menjani musim yang hebat. Tim asuhan Jose Mourinho, kala itu, bahkan berhasil mengalahkan Monaco tiga gol tanpa balas. 

Tapi masalahnya, saat itu banyak pecinta sepak bola yang tidak terlalu antusias dengan partai final tersebut. Jika Roma benar-benar bertemu Sevilla di partai puncak, apa masih ada yang mau nonton final Liga Champions? Masih rela begadang buat menjadi saksi pertarungan dua tim 'kuda hitam' ini?

Kita lihat saja nanti.

 

Tag: liga champions