Sekjen PKB: Politikus Wajib Bermedsos!

Jakarta, era.id - Tren bermedia sosial bukan hanya digandrungi kalangan milenial saja. Beberapa tahun belakangan, para politikus --yang tidak lagi dikatakan muda-- terlihat berseliweran di jejaring media sosial.

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Kadir Karding, misalnya. Dia mengaku memiliki beberapa akun media sosial pribadi di Instagram, Twitter dan Facebook. Karding mengakui, media sosial punya fungsi lain di samping sarana komunikasi, yakni sebagai sarana mem-branding diri.

"Bagi kita politisi tentu kita harus mem-branding, berkampanye, sosialisi. Berkampanye di media sosial itu penting. Karena orang Indonesia kan rata-rata kan punya dua handphone dan rata-rata main Facebook, punya Instagram, main YouYube, main Twitter," ungkap Karding ditemui di acara Survei Poltracking Indonesia, di Hotel San Pasific, Menteng, Jakarta, Minggu (18/3/2018).

Baca: Cak Imin, Vespa, dan Hasrat Cawapres

Karding menambahkan, media sosial termasuk Instagram bisa menjadi sarana politik. Akan tetapi, cara menggunakannya dan konten apa yang disebar harus lebih diperhatikan.

"Bisa menjadi sarana politik. Apa saja termasuk dengan sarana politik juga. Tapi tergantung konten dan cara kita men-drive saja," katanya.

Melihat perkembangan media sosial akhir-akhir ini, kata Karding, menjadi penting bagi seorang politikus dan partai politik memiliki media sosial. 

Baca: Pengguna Instagram yang Menua

"Itu penting itu wajib (memiliki akun media sosial). Kalau tidak punya medsos gawat itu. Iya gawat itu," tandasnya.

Bukan tanpa alasan Karding mengatakan itu. Tengok saja sang ketua umum mereka, Muhaimin Iskandar yang begitu eksis belakangan ini di media sosial. Apalagi PKB sudah pasang harga mati, Cak Imin harus jadi cawapres.

Soal gaya, Cak Imin terlihat lebih kekinian dan ceria. Tengok saja foto atau kata-kata yang dia unggah di media sosial @cakiminow. Kata now di belakang nama Cak Imin bisa jadi terilhami dari frasa anak jaman now yang lagi ngetren. Bahkan saat berkunjung ke Kalimantan Tengah, Cak Imin berkeliling Palangkaraya bersama anak-anak muda menggunakan Vespa yang tampak depannya berjenis sprint atau super tahun 1968 hingga 1975. Dia nampak kekinian dengan helm half face dan kacamata hitam.

Berbagai media sosial, khususnya Instagram, memang jadi tempat jualan para politikus  di tahun pertarungan ini. Sasarannya siapa lagi kalau bukan anak muda. Jumlah pemilih muda pada Pemilu 2014 mencapai 15-20 persen dari jumlah total daftar pemilih tetap sebesar 190.307.134 orang. 

Baca: Saatnya Anak Muda Tampil di Panggung Politik

Sesuai data Bappenas 2015, pada rentang 2020-2030, rasio ketergantungan total populasi Indonesia diprediksi menjadi plus 65 persen hingga 70 persen usia produktif (15-65 tahun), dan 28 persen hingga 30 persen usia non produktif (1-14 tahun dan di atas 65 tahun). Dari data tersebut, jumlah milenial, atau penduduk Indonesia berusia 15-35 tahun pada 2020-2030 diprediksi mencapai 132 juta jiwa. 

Infografis (era.id)

Tag: media sosial pkb pemilu 2019