Tak Banyak yang Tahu, Brownies "Amanda" Adalah Nama Singkatan, Ini Kepanjangannya
ERA.id - Bagi yang pernah mencoba kelezatan brownies "Amanda" mungkin akan mengira bahwa namanya terdengar biasa saja bahkan tak ada arti yang istimewa di dalamnya. Jika kiraan Anda begitu, tidak masalah. Toh, belum banyak pula yang tahu, kalau "Amanda" ternyata adalah nama singkatan dari merk brownies yang terkenal sejak dahulu di Kota Bandung ini. Penasaran apa kepanjangannya?
Brownies "Amanda" yang kini sukses dalam inovasinya seperti menciptakan pelbagai macam rasa yang unik serta minuman coklat, ternyata dimulai dari seorang keluarga yang hangat loh.
Kenapa hangat? Sebab tak mungkin "Amanda" bisa sebesar sekarang, jika keluarga founder atau penemu "Amanda" tidak mampu mengatur seluruh kepentingan dan alur keuangan perusahaan tersebut.
"Amanda" adalah doa. "Amanda" adalah singkatan, yang kepanjangannya yakni “Anak Mantu Damai”. Nama tersebut dibuat oleh Sumi Wiludjeng. Sumi mempunyai anak bernama Sugeng, yang kemudian hari dikenal sebagai Direktur brownies "Amanda". Sumi berharap, ketika usahanya tumbuh besar nantinya, maka keluarga besarnya seperti Sugeng bersaudara, harus bisa mengelola dengan baik dan selalu rukun.
Brownies "Amanda" sendiri berdiri pada tahun 2000, awalnya penjualan masih mengandalkan kepada pelanggan yang dari dahulu menyukai kue-kue buatan Sumi dan dari acara-acara arisan. Seiiring berjalannya waktu, Amanda beberapa kali menghadapi tantangan seperti musibah kebakaran, kontrak tempat usaha yang tidak dapat diperpanjang, kesulitan mendapatkan pinjaman, dan lainnya.
Kini, Amanda berkembang pesat, jauh sebelum iklan di mana-mana, ia terpromosi dari mulut ke mulut. "Amanda" pun mulai dikenal konsumen bahkan tidak hanya dari Bandung, namun hingga ke Jakarta dan banyak daerah di Indonesia.
“Pihak kami dulu belum terpikir dan belum sanggup untuk mengiklankan usaha kami ini di media,” beber Sugeng, yang kini turut membesarkan "Amanda" bersama saudara-saudaranya. Saat itu, karyawannya hanya dua orang, bertambah menjadi belasan orang, dan kini melibatkan ratusan orang yang tersebar di penjuru daerah di Indonesia.
Jauh sebelum sukses, "Amanda" sempat kesulitan melayani konsumen. Ada banyak antrean orang memadati toko kecil bangunan semi permanen. Komplain terhadap "Amanda" hampir setiap minggu ada dimuat di media, karena pada saat itu tidak ada sistem shift.
Kemudian pada tahun 2004, diputuskan untuk menambah sebuah lahan produksi di daerah Rancabolang, namun masih tetap belum bisa memenuhi permintaan konsumen. "Di tahun berikutnya, kami menambah 2500 meter lahan produksi yang sekarang menyuplai untuk outlet-outlet yang ada," tamnbah Sugeng.
Seiring berjalannya waktu, pelayanan dilakukan perbaikan. "Meskipun kami menjual sebuah produk, tapi sisi pelayanan terhadap konsumen tidak boleh dilupakan. Karyawan dilatih dan dibuatkan SOP untuk diterapkan secara nasional," tukasnya.