Data-data Digital yang Diperjualbelikan

Jakarta, era.id - Isu kebocoran 50 juta data pengguna Facebook masih hangat diperbincangkan. Namun tahukah kalian, data-data pribadi yang bocor itu memiliki nilai dan diperjualbelikan di pasar ilegal.

Dilansir dari Daily Mail, Minggu (25/3/2018) sejumlah data pribadi diperjualbelikan di sebuah pasar digital bernama 'dark web'. Di sana, harga satu akun pengguna Facebook dihargai sekitar 5,20 USD atau setara dengan Rp71.000 per akunnya.

dark web merupakan suatu istilah di mana memanfaatkan jaringan online khusus untuk kegiatan ilegal. Situs-situs yang berada di dark web ini juga dijaga oleh enkripsi tertentu yang memungkinkan orang mengunjungi situs secara anonim.

Ada tiga pasar digital 'dark web' terbesar saat ini yaitu Dream, Point dan Wall Street Market. Tak hanya akun Facebook yang dijual, tapi berbagai akun lainnya seperti PayPal hingga Netflix juga perjual belikan. Bahkan dengan harga yang relatif murah.

"Akun PayPal 247 USD (Rp 3,4 juta), eBay 12,48 USD (Rp 172.000), Amazon 9 USD (Rp124.000), Netflix 8,23 USD (Rp113.000), Uber 7 USD (Rp96.000), dan Airbnb 7,87 USD (Rp108.000)," kutip era.id.

Tak hanya akun-akun prabayar yang diperjualbelikan, data pribadi yang tersimpan di akun-akun email, misalnya juga menjadi barang dagangan bagi para hacker dunia maya. 

Bila akun Facebook dihargai 5,20 USD atau Rp71.000, harga data pribadi yang terekam di akun email seperti Gmail dan yahoo hanya dibandrol dengan harga 1 USD atau Rp13.000.

Dengan demikian, pantas saja 50 juta data pengguna Facebook bocor. Hak privasi seseorang tak lagi dapat dilindungi di dunia maya, bahkan salah-salah data pribadi kita sudah dijualbelikan di pasar gelap.

Tag: facebook