Muhammadiyah Kritik Densus 88 Geledah Ponpes di Sleman, Denny Siregar: Pesantren Bukan Tempat Sakral

ERA.id - Pegiat Media Sosial Denny Siregar mengkritisi tanggapan dari seorang Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah, Ali Mutohirin terkait penggeledahan Densus 88 Antiteror Polri di Pondok Pesantren Ibnul Qoyyim di wilayah Sleman, DIY pada Jumat (2/4).

Pasalnya Ketua Hikmah PP Pemuda Muhammadiyah, Ali Mutohirin menganggap aktivitas yang dilakukan Densus 88 itu berpotensi memberi stigma negatif kepada Ponpes tersebut.

Menaggapi hal itu, Denny siregar mengatakan, wajar saja jika selama ini radikalisme bisa bersembunyi dibalik agama, mengingat tanggapan negatif dari seorang pimpinan terhadap tindakan positif yang dilakukan oleh Densus 88.

“Kalau pesantren dibuat sakral sehingga tidak boleh diperiksa, hanya karena takut stigma terhadap islam negatif, maka wajar saja radikalisme bisa bersembunyi di balik agama,” tulis Denny Siregar dikutip pada Selasa (6/4/2021).

Selanjutnya Denny juga mengatakan jika seseorang itu bisa disembuhkan atau diobati ketika mereka mengaku sakit dan tidak terus menyangkal. Sembari menautkan sebuah artikel yang berjudul “Pemuda Muhammadiyah Kritik Densus 88 Geledah Ponpes Di Sleman”.

“Obat hanya bisa diberikan ketika kita mengaku sakit. Kalau menyangkal, lama-lama kita yang mati.” Lanjut Denny Siregar.

Lantas cuitan tersebut mendapat banyak tanggapan dari warganet yang justru berbanding terbalik dari tanggapan Denny Siregar.

“Kalau pihak aparat itu, kalau ada kecurigaan itu hal wajar, gue dukung, tapi kecurigaan itu juga harus berdasar. Yang lebih berbahaya itu, yang anti agama mengaku-ngaku beragama, dan membenturkannya sesame antar agama. Ngopi lagi coy, biar lebih anget disubuh hari.” Balas akun @Ansyari bin nasrullah.

“G sih kalo muhammadiyah takut periksa aja gereja juga buat temenin muhammadiyah sapa tau gereja ada disusupin teroris lebih baik dini diketahui daripada udah bikin terror dimana2 lebih serem. Sekalian temenin muhammadiya.” Tulis akun @Tonnysutanto.