BNPT: Aksi Terorisme di Indonesia Menurun Kuantitasnya, Namun Kualitasnya Menanjak
ERA.id - Prof Irfan Idris Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Indonesia (BNPT) megatakan alasan terciptanya seorang teroris karena ada sebagian orang yang menganut dan menyebarkan paham radikalisme dan intoleran.
Namun yang perlu diingat, kata dia, radikal belum tentu teroris, tetapi semua teroris pasti radikal. Hal tersebut disampaikannya melalui akun Youtube Podcast Deddy Corbuzier yang tayang pada Selasa (6/4/2021).
“Teroris itu radikal dan pasti semuanya begitu, tetapi radikal belum tentu teroris. Penyebabnya banyak. Ada masalah ekonomi, pengetahuan, keadilan, dendam, dan seterusnya,” kata Irfan.
“Untuk mengurai ini harus bersama melangkah merumuskan strategi,” lanjutnya.
Irfan sendiri menganggap akar masalah teroris adalah kerap kali mem-branding sesuatu dengan bahasa tafsiran keagamaan, bukan bahasa agama.
Hal itu terlihat dari kelompok teroris global yang kemudian memanfaatkan media sosial untuk berselancar mencari generasi muda. Dengan tidak memandang status sosial, usia atau apapun profesinya.
“Ini tanda ideologi teroris tidak memilki merek,” bebernya.
Lebih lanjut Irfan mengatakan, yang lebih berbahaya adalah ketika teroris mampu merekrut anggota polisi atau TNI. Karena profesi mereka sudah memiliki ilmu merakit senjata dan menggunakan senjata.
“Ini yang dicari oleh teroris,” tegas Irfan.
Kalau mau dijelaskan detail, kata dia, teroris juga senang sekali merekrut anak muda sebagai jalan pintas karena militan dan cepat mengusai tekhnologi.
Untuk saat ini Irfan membeberkan meski kuantitas aksi teroris di Indonesia menurun, tapi kualitasnya naik. “Melibatkan perempuan dan anak. Tingkat bahayanya,” beber Irfan.