Fakta Film Pulau Plastik, Dokumenter tentang Isu Sampah Plastik di Indonesia
ERA.id - Sampah plastik memang sudah menjadi salah satu pemasalahan lingkungan cukup parah yang saat ini dihadapi oleh Indonesia maupun dunia. Hingga kini masih banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa sampah plastik sangat berbahaya untuk keadaan bumi di masa yang akan datang.
Melihat dari fenomena ini, Visinema Pictures yang bekerja sama dengan Kopernik, Akarumput, dan WatchdoC membuat sebuah film dokumenter yang memiliki fokus cerita mengenai permasalahan tersebut, yang berjudul Pulau Plastik.
Sebelum menyaksikan filmnya, yuk simak beberapa fakta film Pulau Plastik berikut ini.
1. Bertujuan untuk memberi kesadaran masyarakat akan bahaya sampah plastik
Film ini memiliki fokus cerita mengenai sampah plastik di Indonesia yang sudah cukup banyak dan sudah dalam kondisi yang mengkhawatir. Angga Dwimas Sasongko, selaku produser eksekutif film ini mengatakan bahwa dengan ditayangkannya film ini di bioskop bisa memberikan dampak pada masyarakat untuk mulai mengambil langkah dalam merubah kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai.
"Di bioskop jarang ada dokumenter dengan isu-isu seperti ini. Hari ini buat saya gak ada yang lebih penting buat saya selain kita bicara tentang climate change gitu ya, atau lingkungan gitu. Mudah-mudahan ini bisa mendapat perhatian, kita bisa membicarakan isu ini lebih keras lagi. Dengan melakukan aksi kecil-kecil secara bersama, saya rasa kita bisa bikin perubahan," ujar Angga Dwimas Sasongko, saat konfrensi pers, pada Kamis (8/4/2021).
2. Diperankan 3 tokoh yang menolak penggunaan plastik sekali pakai
Film ini diperankan oleh tiga tokoh yang berapa tahun belakangan ini begitu gencar dalam menggaungkan penolakan akan pemakaian plastik satu kali pakai. Mereka adalah Gede Robi vokalis band rock Navicula asal Bali, Tiza Mafira mantan pengacara muda asal Jakarta, dan Prigi Arisandi ahli biologi dan penjaga sungai asal Jawa Timur.
Gede Robi mengungkapkan bahwa alasannya untuk tampil pada film ini adalah karena isu sampah plastik begitu dekat dengan kehidupan manusia, dan membutuhnya seluruh lapisan masyarakat membahas mengenai isu tersebut.
"Isu sampah plastik itu merupakan isu yang daily banget ya, dekat banget sama kita. Tapi masalahnya sebenarnya besar gitu, global, dan membutuhkan semua orang harus duduk serius untuk membicarakan hal ini," ujar Gede Robi.
Untuk Tiza Mafira sendiri mengatakan bahwa alasannya memilih tampil di film ini karena masalah sampah plastik ini merupakan masalah besar yang tak cukup dihadapi oleh sebagian orang saja. Dengan tampil di film ini semoga memberi dampak bagi orang untuk mulai mengambil aksi mengatasi sampah plastik.
"Ini masalah yang sudah di depan pintu gitu. Sampah plastik tak cuma di laut, di sungai juga banyak, di tanah juga banyak, bahkan di air minum kita juga udah ada gitu mikro plastik. Jadi ini masalah yang udah ada di dalam tubuh kita sendiri, masa gak kita atasi. Ini masalah besar yang tak bisa diatasi oleh segelintir orang saja," ungkap Tiza Mafira.
3. Ditayangkan pada Hari Bumi Sedunia
Film Pulau Plastik ini dijadwalkan untuk tayang pada 22 April 2021 mendatang, bertepatan dengan peringatan Hari Bumi Sedunia. Tak hanya tayang di bioskop begitu saja, pihak produksi film ini juga akan menyelenggarakan berbagai kegiatan yang diberi nama "Road to Pulau Plastik" dimulai dari tanggal 18 April sampai 21 April.
Pada tanggal 18 April akan ada kegiatan Minggu Tanpa Plastik, dilanjutkan dengan talkshow tentang Pulau Plastik Rekam Aksi untuk Bumi, dan ada juga konser musik di Kebon Vintage Denpasar.