Ini Alasan Pusat Perbelanjaan Pakai Lantai LG, GF, dan UG

Jakarta, era.id - Masyarakat yang sering berbelanja ke mal pasti sudah tidak asing dengan penggunaan istilah “lower ground” (LG), “ground floor” (GF) dan “upper ground” (UG) sebagai penanda setiap lantai. Pernahkah Anda bertanya mengapa lantai mal dimulai dari LG dan bukannya angka 1? Simak ulasannya di sini.

Alasan utama digunakannya akronim LG, GF, dan UG pada penanda lantai di mal adalah menghindari angka 4. Sehingga, jika bangunan pusat perbelanjaan terdiri dari 5 lantai, maka nomor lantai akan berhenti di angka 2 (LG-GF-UG-1 dan 2). 

Angka 4 sendiri sudah kerap dihindari pada sejumlah bangunan komersial seperti pusat perbelanjaan, pusat perkantoran, atau hotel. Menurut mitos Cina, angka 4 adalah angka yang kurang baik.

Mitos angka 4 tersebut berdasarkan kepercayaan feng shui masyarakat Tionghoa. Angka 4 yang hanya memiliki satu kaki dianggap tidak seimbang, dan juga harus menopang beban sendirian.

Bentuk angka 4 yang menyerupai kursi terbalik juga diartikan sebagai suatu pertanda buruk. Angka ini dinilai kurang baik untuk jabatan atau kedudukan, karena dianggap bisa menyebabkan jabatan tersebut turun atau jatuh.

Dalam bahasa Mandarin, angka empat dibaca shi, yang artinya kematian. Sementara dalam bahasa Jepang, shi berarti kesedihan. Kedua makna yang sama buruknya ini menyebabkan mitos keburukan angka 4 semakin kuat, dan sejumlah instansi bisnis pun enggan menggunakannya.

Meski tak semua pengusaha berpatokan pada mitos tersebut, kenyataannya mereka tetap memilih untuk tidak menggunakan angka 4 karena takut pelanggan mereka masih memegang teguh tradisi Tionghoa. Tak terkecuali pusat perbelanjaan. Itulah mengapa, demi menghindari lantai 4 tersebut, mereka mengakalinya dengan istilah LG, GF, dan UG.

Tag: