Ada 'Batman' di Mitologi Mesoamerika dan Dia Bernama Camazotz

ERA.id - Di tengah isu bakal kembalinya Michael Keaton dalam peran sebagai tokoh Batman dalam film 'The Flash', tak ada salahnya kita berkenalan dengan tokoh Batman lainnya. Bukan yang tinggal di Gotham City, tapi yang diagungkan sebagai dewa dalam mitologi Mesoamerika - yaitu, Camazotz.

Camazotz, yang dalam bahasa Maya di Guatemala berarti 'kelelawar kematian', bermula dari mitologi Mesoamerika yang menyebutnya sebagai makhluk serupa kelelawar yang tinggal dalam gua yang menyeramkan.

Belakangan, di masa lampau, muncullah sebuah kultus pemujaan di kalangan rakyat Indian Zapotec di Oaxaca, Meksiko. Berdasarkan pemaparan Ancient Origins, makhluk menakutkan tersebut lantas diadopsi ke dalam sebuah kuil milik suku Maya Quiche dan sosoknya pun sering muncul dalam karya kesusastraan bangsa Maya.

Jejak Mitologi Camazotz

Asal mula suatu makhluk mitologis tak pernah jelas dalam sejarah. Namun, sosok kelelawar dianggap mewakili sejumlah aspek yang bermakna kelam, atau kematian.

Kelelawar adalah hewan nokturnal yang berkeliaran di gelap malam. Sementara itu, malam memiliki asosiasi terhadap makna kematian. Beberapa jenis spesies kelelawar juga memiliki penampilan fisik yang mengerikan manusia. Dan fakta bahwa sejumlah kelelawar benar-benar menghisap darah - ia bernama kelelawar vampir, atau Desmodus rotundus - makin membuat spesies ini 'disegani'.

Dalam kultur bangsa Maya, sosok Camazotz - si dewa kelelawar - juga dihubung-hubungkan dengan kematian. Sosok ini disebut, menurut karya kesusastraan Popol Vuh, "makhluk monster" yang tinggal dalam gua Zotzilaha yang punya julukan sebagai 'rumah kelelawar'.

Camazotz, Dewa Kelelawar.

Sosok Camazotz sendiri mirip monster jadi-jadian. Ia memiliki tubuh mirip manusia, kepala kelelawar, dan hidung menyerupai pisau batu. Monster ini disebut suka menyerang leher korbannya, sebelum memenggal leher mereka. Dalam Popol Vuh, Camazotz diceritakan memenggal pahlawan Maya bernama Hunahpu.

Camazotz juga, dalam bangsa Maya, dipercaya sebagai salah satu dari empat monster iblis yang membinasakan seluruh umat manusia di era 'matahari pertama'.

Patung dewa kelelawar yang ditemukan di kuil Indian Zapotec.

Banyak pakar yang meyakini sosok Camazotz didasari keberadaan kelelawar vampir. Namun, banyak pakar lainnya menghubungkan tokoh mitologi ini pada spesies berukuran lebih besar, yaitu kelelawar vampir raksasa yang dulunya hidup di jaman Pleistosen atau Holosen.

Kelelawar Penghisap Darah

Di tahun 1988, sebuah fosil mirip kelelawar vampir ditemukan di provinsi Mongas, Venezuela. Kelelawar itu bertubuh 25 persen lebih besar dari tubuh kelelawar vampir modern. Fosil ini lalu dinamai sebagai Desmodus draculae, yang kemudian lebih populer lewat nama kelelawar vampir raksasa.

Belakangan, fosil-fosil hewan berukuran besar ini mulai ditemukan di Yucatan, Belize, utara Brazil, dan Venezuela. Di tahun 2000, gigi spesies D. draculae ditemukan di Argentina, yang secara geografis terletak jauh ke selatan dibanding zona populasi kelelawar vampir modern. Fosil di situs-situs tersebut, setelah diteliti, berasal dari era Pleistosen Akhir dan Holosen Akhir.

>

Fosil paling muda dari D. draculae berasal dari era 300 BP, atau setara dari tahun 1650 M. Penanggalan tersebut memungkinkan asumsi bahwa kelelawar vampir raksasa pernah hidup berdampingan dengan manusia di wilayah Amerika Selatan dan Amerika Tengah.

Dan besar kemungkinan bahwa bangsa Maya Kuno, yang mendiami kawasan benua Amerika, memang pernah berkontak dengan hewan kelelawar ini selama ribuan tahun. Itulah yang membuat D. draculae menjadi alasan paling kuat atas legenda Camazotz, si 'batman' yang dipuja oleh bangsa Mesoamerika.