Polemik Kamus Sejarah, Nadiem: Tak Ada Niatan Hapus Jejak Sejarah
ERA.id - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim buka suara terkait polemik Kamus Sejarah Indonesia. Diketahui, kamus yang diterbitkan Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud menuai kritik lantaran tak memuat profil pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy’ari.
Nadiem menegaskan, tak pernah bermaksud menghilangkan jejak sejarah. Sebaliknya, berkomitmen memberi penghormatan terhadap nilai sejarah dan tokoh-tokoh perjuangan bangsa, termasuk perjuangan KH Hasyim Asy'ari.
"Pada masyarakat Indonesia, saya memastikan bahwa tidak ada niatan Kemendikbud sama sekali menghilangkan jejak sejarah," ujar Nadiem dalam keterangan video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @nadiemmakarim pada Rabu (21/4/2021).
"Kemendikbud memastikan komitmen penghormatan atas nilai-nilai sejarah dan perjuangan tokoh-tokoh bangsa termasuk KH Hasyim Asy'ari dan para tokoh penerusnya tidak akan pernah berubah," tegasnya.
Mantan CEO Gojek ini menambahkan, bahwa sosok KH Hasyim Asy'ari merupakan pejuang dan tokoh pendidikan yang pantas menjadi panutan.
Kemendikbud, kata Nadiem, juga tak pernah melupakan peranan KH Hasyim Asy'ari terhadap kemajuan bangsa Indonesia. Terbukti Kemendikbud turut andil dalam mendirikan Museum Islam Hasyim Asy'ari di Jombang, Jawa Timur dan membuat buku khusus.
"Bangsa ini berhak mengetahui, tokoh-tokoh yang berjasa mendirikan dan membangun negeri," kata Nadiem
Lebih lanjut, Nadiem mengklarifikasi terkait Kamus Sejarah Indonesia yang tengah ramai diperbedatkan. Dia mengatakan, kamus tersebut disusun pada tahun 2017 saat dirinya belum menjabat sebagai Mendikbud.
Meski begitu, Nadiem langsung mengambil langkah tegas setelah Kamus Sejarah Indonesia menjadi polemik. Dia mengaku langsung memerintahkan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud untuk melakukan koreksi dan penyempurnaan isi kamus.
"Saya perintahkan langsung tim kemendikbud untuk melakukan penyempurnaan kamus yang sempat terhenti dilanjutkan dengan lebih cermat secara teknis dan lebih mewadahi masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk NU," papar Nadiem.
Ke depannya, Nadiem meminta doa restu masyarakat Indonesia agar Kamus Sejarah Indonesia bisa segera disempurnakan dan diterbitkan. Dia berharap kamus tersebut dapat memberikan manfaat bagi bangsa.
"Saya memohon restu agar Kamus Sejarah yang belum pernah dimiliki negara ini, dapat kita lanjut sempurnakan bersama agar nantinya bisa dapat memberikan manfaat untuk semua," katanya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid mengaku Kamus Sejarah Indonesia yang kini ramai beredar merupakan sebuah keteledoran. Sebabnya, naskah tersebut belum selesai dikerjakan dan belum dilakukan penyuntingan.
Atas keteledoran itu, Hilmar pun meminta maaf. Saat ini, dia memastikan Kamus Sejarah Indonesia sudah diturunkan dari situs Rumah Sejarah. Demikian pula versi cetaknya juga sudah ditarik.
Hilmar mengatakan, pihaknya akan menyusun tim baru dan akan menggandeng berbagai organisasi termasuk Nahdlatul Ulama (NU) hingga Muhammdiyah dalam menyusun dan penyempurnaan Kamus Sejarah Indonesia.
"Kami akan melibatkan teman-teman terutama dari organisasi besar seperti NU, Muhamadiyah untuk memastikan tidak ada kesalahan. Jadi ini benar-benar niatnya ingin mengoreksi kesalahan," ujar Hilmar dalam konferensi pers yang digelar secara daring pada Selasa (20/4/2021).