Terkuak! Mister M Diduga Mafia Alutista Muncul Kala Tragedi KRI Nanggala-402 Tenggelam
ERA.id - Pengamat militer, Connie Rahakundini Bakrie mengungkap mafia yang bermain dalam bisnis alat utama sistem senjata (alutsista) nasional. Hal tersebut makin memerburuk persoalan alutsista TNI.
"Ada (mafia alutsista), mister M saja sebutnya," ungkap Connie seperti dikutip dari diskusi daring di YouTube Medcom pada Senin (26/4/2021).
Namun, Connie tak merinci lebih jauh siapa sosok yang dimaksud. Dia hanya mengungkapkan sejumlah sengkarut alutsista TNI, salah satunya terkait proyek kendaraan taktis (rantis) Maung yang digagas Kementerian Pertahanan (Kemhan).
"Ini bagian dari korupsi. Jangan salah loh, pertama dia beli Hilux utuh, yang diambil hanya sasis, kemudian yang lain-lain dijual kembali. Padahal yang di-charge itu harga satu mobil itu. Kemudian saya pernah lihat 200 mobil (Hilux) yang datang," kata Connie.
Tak hanya itu, Connie juga membeberkan mengenai kerja sama pembuatan jet tempur Indonesia-Korea yaitu Korean Fighter Xperiment (KFX) dan Indonesia Fighter Xperiment (IFX). Dia mengaku menentang proyek tersebut karena berpotensi menemui jalan buntu, sebab Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek tersebut.
Selain itu, menurut Connie, apabila proyek tersebut diteruskan, maka pemerintah Indonesia akan mengalami kerugian yang sangat besar.
"Saya menentang karena ini tidak masuk akal saya, bagaimana mungkin bangun sebuah kerja sama fighter jadinya 18 tahun lagi. Kita cuma punya hak 20 persen dari teknologi. Lalu, anehnya belum apa-apa sudah langsung belanja-belanja, lah sekarang kemungkinan itu tidak jadi kita akan rugi lebih besar," kata Connie.
Oleh karena itu, Connie menantang untuk mengaudit proyek KFX-IFX tersebut untuk mengetahui siapa yang memutuskan proyek KFX-KLX dijalankan. Termasuk, mengaudit Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
"Sekarang Berani tidak mengedit KKIP? Tahu tidak siapa saja di situ? Jadi menurut saya kalau kita betul-betul mau ngomongin pertahanan yang betul murni, memikirkan tentang kekuatan angkatan bersenjata, dan kepentingan nasional Indonesia, serta menyiapkan roadmaps yang baik sesuai visi presiden di 2013 harusnya mudah. Tetapi sekali lagi, pemain-pemain enggak perlu itu (harus) out," tegasnya.
Lebih lanjut, Connie juga menyinggung soal insiden tenggelamnya KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali. Dia mengaku memiliki dokumen terakhir mengenai perawatan atau asil maintenance KRI Nanggala-402 yang menyatakan kapal selam buatan Jerman yang sudah berusia 44 tahun itu tak layak digunakan.
Namun, KRI Nanggala-402 tetap berlayar hingga akhirnya terjadi insiden yang tak diinginkan. Penyebabnya, kata Connie, ada tangan-tangan nakal yang bermain di tim MRO (maintenance, repair, overhaul). Padahal garda pertahanan terakhir para prajurit kapal selam ada di tangan MRO.
"Saya punya kok laporan dokumen terakhir apa hasil maintenance KRI Nanggala-40. Harusnya nggak diizinkan," kata Connie.
"Ketika si MRO orang-orangnya tidak begitu baik. Pemesanan auditnya nggak bagus, quality control onderdilnya nggak bagus, ya tamat riwayat. Kenapa? sekarang ini banyak barang KW. Jadi kenapa saya minta dari kemarin onair, saya minta BPK turun ke MRO dulu," tegasnya.