Bicara Soal Pemilu 2024, PAN: PAN dan PDIP Politisi Hybrid, Tugasnya Menangkan Pemilu
ERA.id - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) duduk satu meja membicarakan soal Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal itu dilakukan saat kedua sekretaris jenderal (Sekjen) masing-masing partai menjadi pembicara dalam Rapat Koordinasi Nasional Pemuda Muhammadiyah di Jakarta, Minggu (2/5/2021).
Dalam kesempatan itu, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung soal kerja sama PAN yang sudah terjalin lama sejak era Soekarno dan Muhammadiyah serta Nahdatul Ulama (NU), dan PNI sebagai representasi kelompok Nasionalis yang selalu bersama mempelopori Indonesia merdeka.
"Jadi kalau cikal bakal PAN adalah Muhammadiyah, maka kerja sama kami dengan PAN dan Pemuda Muhammadiyah, punya legitimasi historis dan ideologis. Karena kita bersamalah yang memegang obor semangat keindonesiaan itu sejak awal," kata Hasto.
Oleh karena itu, Hasto mendorong agar pemuda Muhammadiyah jangan hanya melihat konflik di dalam negeri yang seolah membenturkan antara Pancasila dengan Islam. Sebaliknya, harus berjuang mendorong kemajuan Indonesia di dunia.
Dia lantas menyinggung peran Indonesia yang berhasil mendorong kemerdekaan bangsa Maroko, Tunisia dan Aljazair, serta dukungan penuh bagi Palestina dan Pakistan. Hal itu, kata Hasto berkat Pancila yang dikenalkan Soekarno kepada dunia.
"Kenapa tiba-tiba sekarang semuanya mikir ke dalam? Hanya berdansa untuk 2024? Dimana kekuatan kita untuk memerdekakan bangsa lain? Maka kita harus outward looking," tegasnya.
"Jadi Pemuda Muhammadiyah tak hanya bicara soal kira-kira 2024 di posisi politik apa. Tetapi juga ketika masuk ke politik, apa yang akan kita perjuangkan bagi peradaban, menciptakan sejarah kemajuan bagi kepemimpinan Indonesia untuk dunia? Mari keluarkan gagasan terbaik kita," kata Hasto.
Lalu Sekjen PAN Eddy Soeparno juga mengatakan bahwa selama ini banyak yang menduga partai politik sekadar memikirkan pemenangan pemilu setiap lima tahun. Namun yang kerap tak diketahui, bahwa parpol sebenarnya memikirkan bagaimana menciptakan negarawan.
"Sering disebut politikus hanya pikirkan elektoral tiap 5 tahun. Namun Negarawan memikirkan bagaimana generasi berikutnya. Mas Hasto dengan kami di PAN, mungkin bisa disebut hybrid," urai Eddy.
Dia kemudian menyebut bahwa PAN dan PDIP merupakan politik hybrid yang bertugas memenangkan Pemilu ke depan. Tujuannya pun sama, yaitu memperjuangkan aspirasi masyarakat dan menciptakan negarawan bagi generasi mendatang.
"Kami politisi hybrid. Artinya, tugas kita memenangkan pemilu. Betul. Itu tugas pokok supaya bisa perjuangkan aspirasi masyarakat. Namun, utamanya ada tugas menciptakan negarawan yang memikirkan generasi bangsa ke depan," tambah Eddy.