Review Voyagers, Film Fiksi Ilmiah yang Dibintangi oleh Anak Johnny Depp

ERA.id - Sutradara ternama Neil Burger akhirnya kembali membuat film fiksi ilmiah, setelah ia sukses dengan film Divergent pada 2014 lalu. Kali ini, ia membuat film fiksi ilmiah yang berjudul Voyagers.

Film yang satu ini mendapuk banyak bintang muda populer, salah satunya adalah anak dari aktor ternama Johnny Depp, Lily-Rose Depp.

Film ini diawali dengan konflik di mana bumi tidak memadai lagi untuk dihuni oleh manusia, karena perubahan iklim yang begitu drastis dan munculnya berbagai penyakit. Lalu para ilmuwan berhasil menemukan planet lainnya yang bisa dihuni oleh manusia.

Sayang, untuk bisa menempati planet tersebut butuh waktu yang sangat lama, yakni 86 tahun. Para ilmuwan akhirnya membentuk tim yang terdiri dari 30 bayi dan satu orang dewasa, yang akan tinggal di luar angkasa dengan harapan mereka nantinya akan beranak cucu dan menjadi komunitas pertama yang tinggal di planet tersebut.

Singkat cerita, bayi-bayi tersebut tumbuh dewasa dan mulai mempertanyakan mengenai rutinitas yang selalu mereka jalani setiap hari dan hanya berada dalam pesawat luar angkasa yang disebut Voyagers. Christopher Rebbs (Tye Sheridan) dan Zac (Fionn Whitehead) pertama kali menyadari bahwa cairan biru yang wajib mereka minum ternyata mengandung zat kimia khusus yang fungsinya menekan perkembangan emosi 30 orang ini, dan memutuskan untuk meminumnya kembali.

Kekacauan mulai terjadi setelah keduanya mulai merasakan emosi terhadap lawan jenis dan emosi-emosi lainnya sebagai seorang manusia akhirnya mencuat. Mereka pun mengajak teman lainnya untuk ikut tidak meminum cairan tersebut, dan terjadilan aksi kriminal dan perkelahian antar mereka di dalam ruangan pesawat itu.

Ketika Sela (Lily-Rose Depp) menolak Zac dan malah dekat dengan Chris, Zac pun gelap mata. Dia memprovokasi mayoritas kawannya untuk menentang pemilihan Chris sebagai pimpinan baru usai kematian Richard. Konflik ini meluas dan mengancam gagalnya perjalanan 86 tahun yang direncanakan dan disiapkan dengan hati-hati tersebut. Terlebih satu orang dewasa di pesawat tersebut, yakni Richard (Colin Farrel) meninggal dunia.

Mengangkat genre fiksi ilmiah yang dikombinasikan dengan konflik umum sesama manusia yang terjadi akibat emosi yang tak terkontrol merupakan sebuah premis cerita yang cukup menarik untuk diikuti. Sayang, dalam eksekusinya film ini belum cukup berhasil untuk menghadirkan cerita yang seru dari premis tersebut.

Dengan durasi yang cukup panjang yaitu 2 jam membuat film ini berjalan begitu lambat, dan cenderung membosankan. Konflik yang terjadi antara sesama mereka terlihat begitu dipaksakan yang akhirnya membuat cerita film menjadi datar atau flat. Belum lagi ending cerita yang terlihat sangat terburu-buru dan mudah untuk ditebak.

Namun, di samping cerita film yang cenderung membosankan, visual dari film ini cukup memanjakan mata dan membawa kita ke kondisi pesawat yang berada di luar angkasa. Set dan desain yang dibuat memiliki estetika visual yang luar biasa.

Untuk akting para pemeran utama cukup baik, terutama Fionn Whitehead yang memerankan Zac. Fionn mampu melakukan eksekusi yang cukup baik dalam menonjolkan sisi gelap dari karakter seorang Zac. Untuk Lily-Rose Depp sepertinya memang memiliki bakat akting yang cukup mumpuni yang diturunkan dari sang ayah, Johnny Depp. Lily mampu memerankan karakter Sela dan membangun emosi dari karakter tersebut.

Film Voyagers sudah ditayangkan secara internasional pada 9 April lalu, dan untuk Indonesia mulai tayang sejak tanggal 29 April lalu di bioskop.