RX-King: Dulunya Dijuluki "Motor Penjambret", Sekarang Jadi Tunggangan Orang Kaya

ERA.id - Motor RX-King yang biasanya dipakai untuk balapan liar itu memang akrab dijuluki sebagai "motor penjambret". Lalu kapan muncul istilah ini di Indonesia?

Seorang pedagang Yamaha RX-King yang tenar di Jakarta, Ahmad Arif atau yang dikenal dengan Arif King Priok mengaku, tidak diketahui siapa pencetus, kapan, dan bagaimana pemberian label "motor penjambret" itu jatuh ke motor sport 2-tak 135cc ini.

Dia cuma tahu, julukan "motor penjambret" berkembang di Indonesia pertama kali pada tahun 1990-an. Saat itu banyak preman atau penjambret, dengan berbekal motor RX-King, mereka sudah berani melancarkan aksinya.

Setelah itu, sinetron akhirnya ikut mengadaptasi potret kaum urban yang negatif tersebut. Dari sanalah persepsi masyarakat terbentuk, lalu mereka menjuluki RX-King sebagai raja jalanan atau "motor penjambret".

Lalu memang kenapa para perampok itu memilih RX-King sebagai tunggangannya? Semua didasari lantaran RX-King memiliki kecepatan di atas rata-rata. “RX-King memang dikenal dengan tarikan mesinnya yang gahar, kencang, dan cepat. Banyak cowok yang pakai motor itu pada zamannya,” ujar Arif dikutip Kompas.com, Selasa (6/10/2020) silam.

Arif menambahkan, pada medio 1990-an, banyak pengguna Yamaha RX-King sengaja mencopot beberapa bagian motor alias tampil bodong agar kecepatannya bisa bertambah. Sebab banyak masyarakat menilai, jika motor "telanjang", maka akan ringan dan cepat melesat.

Itu medio 1990-an. Kini RX-King tak lagi dilirik. Ia banyak dianggap sebagai motor tua, boros, dan menambah polusi perkotaan, serta bunyinya juga bising yang ditakutkan pemakainya akan mengganggu hubungan sosialnya dengan masyarakat.

Sebab itu, ‘Sang Raja’ 2-tak ini kini jadi buruan para kolektor. Harga jualnya bahkan bikin geleng-geleng kepala. Belum lama ini RX-King Special Edition yang masih mulus terjual dengan harga Rp150 juta.

“Sekarang RX-King jadi barang buruan karena kebanyakan mereka punya memori dengan motor itu. Kalau dulu digunakan untuk aksi kejahatan, justru sekarang jadi incaran kejahatan. Ditinggal sedikit saja hati sudah was-was takut hilang atau dicuri,” kata Arif.