Kasus COVID-19 Diprediksi Akan Meningkat hingga Juni 2021, Ini Penyebabnya
ERA.id - Wakil Menteri Kesehatan (Menkes) Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan bakal terjadi kenaikan kasus COVID-19 untuk beberapa waktu ke depan. Dia juga memprediksi peningkatan kasus tersebut akan terus terjadi hingga pertengahan Juni 2021.
Menurut Dante, terdapat dua faktor yang menyebabkan meningkatnya kasus COVID-19 dalam beberapa waktu ke depan. Antara lain adalah mobilisasi penduduk selama masa libur Lebaran 2021 dan adanya mutasi baru virus Corona.
"Kombinasi antara mobilisasi dan mutasi dari virus (Corona) menyebabkan kasus COVID-19 ini akan meningkat beberapa saat ke depan," kata Dante dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (24/5/2021).
Dante memaparkan, dalam empat hari terakhir ini tercatat terjadi peningkatan kasus aktif COVID-19 harian hingga mencapai 5.000 kasus. Hal ini menunjukan, mobilisasi yang dilakukan masyarakat selama periode Lebaran dan Ramadan 2021 mulai terlihat dampaknya.
Berdasarkan kalkulasi prediksi pemerintah, Dante mengatakan, peningkatan kasus COVID-19 akan terus terjadi hingga pertengahan Juni 2021.
"Prediksi yang kita lakukan, mungkin (kasus COVID-19) akan mencapai peningkatannya sampai pertengan Juni yang akan datang. Itu yang menjadi faktor berkaitan dengan mobilisasi," kata Dante.
Kemudian, dari faktor adanya mutasi baru COVID-19, yaitu B117 dari Inggris, B1617 dari India, dan B1351 dari Afrika. Dante mengatakan, berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tercatat ada 54 kasus akibat tiga varian baru virus Corona itu.
"54 kasus ini menyebar, 35 diantaranya adalah varian kasus yang berasal dari migran, dari luar Indonesia. Kemudian 19 kasus berasal dari variasi yang berasal dari Indonesia, jadi sudah ada kontak internal, sudah ada penyebaran secara internal dari varian of concern tersebut," papar Dante.
Oleh karena itu, Dante kembali mengingatkan masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19 semakin masif.
Namun, di sisi lain, pemerintah juga akan tetap melanjutkan keseimbangan antara protokol kesehatan dengan kebijakan ekonomi. Sehingga, kegiatan ekonomi tetap bisa berjalan dengan baik.
"Kita masih harus tetap menjalankan protokol kesehatan, berkenaan dengan hal tersebut kita terus menjaga supaya stabilitas dan ekonomi tetap berjalan dengan baik, maka dengan itu kita melakukan beberapa penyeimbangan antara prokes dan kebijakan-kebijakan ekonomi," pungkasnya.