Fedi Nuril Ungkap Pengalamannya Ditahan Tentara Israel di Masjid Aqsa
ERA.id - Aktor Fedi Nuril mengungkap dirinya pernah mengalami kejadian menegangkan saat berada di Palestina. Ia mengaku pernah ditahan oleh tentara Israel di Masjidil Aqsha.
Pengakuan ini disampaikan oleh Fedi Nuril lewat unggahannya di Instagram, Sabtu (22/5/2021). Kala itu menurut Fedi, kejadian itu menimpanya di tahun 2014 saat sedang melakukan syuting program Ramadan selama berada di Palestina.
Bintang film Ayat-Ayat Cinta itu mengaku ia ditahan di pintu gerbang oleh tentara Israel lantaran ingin mengambil sebuah gambar.
"Tahun 2014, gue ke Palestina untuk syuting sebuah program Ramadan. Sewaktu gue dan salah satu kru masuk Masjidil Aqsha untuk salat zuhur dan ambil gambar, gue ditahan di gerbang masuk oleh tentara Israel," kata Fedi Nuril.
Lalu, kata Fedi, ia terpaksa ditahan lantaran kedapatan membawa tripod kamera dan juga wireless mic. Tentara Israel yang menahan Fedi diklaim memiliki senjata yang sangat lengkap.
Meski demikian, Fedi Nuril mengaku tidak takut sama sekali dengan para tentara Israel yang memiliki senjata itu.
"Anehnya, walaupun tentara itu bersenjata lengkap, gue nggak merasa takut," tegasnya.
Aktor kelahiran 1 Juli 1982 itu mengatakan apa yang terjadi di Palestina bukan lah sebuah perang. Ia menyebut hal yang terjadi di sana adalah perebutan paksa oleh Israel.
Menurut Fedi, tentara Israel didukung oleh teknologi militer dari Amerika Serikat dan negara maju lainnya. Sementara masyarakat Palestina bertahan dengan senjata apa adanya.
"Apa yang terjadi di Palestina bukan perang, tapi perebutan paksa. Tentara Israel didukung teknologi militer dari US dan negara maju lain, sedangkan rakyat Palestina bertahan dengan persenjataan seadanya," ungkapnya.
Pada unggahan lainnya, Fedi Nuril mengaku sedih dengan apa yang terjadi di Palestina. Ia menilai banyak sekali pelanggaran HAM yang menimpa masyarakat di sana. Tak sedikit masyarakat di sana tidak mendapat hak sipil untuk hidup di tanahnya sendiri.
"Gue sangat sedih melihat kejahatan pelanggaran HAM terhadap rakyat Arab-Palestina yang semakin menjadi-jadi. Rakyat Arab-Palestina tidak mendapatkan hak sipil untuk hidup di Palestina," ujarnya.
Lebih lanjut Fedi Nuril berharap suatu hari nanti Palestina bisa merdeka dan seluruh lapisan masyarakat di dunia berhenti untuk mempolitisi Israel.
Fedi berharap akan lebih banyak dukungan yang akan mengalir ke Palestina untuk kemerdekaannya. Sebab menurutnya hal ini adalah masalah kemanusiaan yang tidak dibenarkan oleh apa pun untuk melakukan pembunuhan dan kekerasan terhadap sesama.
"Gue berharap seluruh lapisan masyarakat dunia berhenti mempolitisasi pendudukan Israel di Palestina dan aktif mendukung kemerdekaan Palestina. Ini masalah kemanusiaan," tutupnya.