Yang Terjadi Ketika Minyak Tumpah di Laut

Jakarta, era.id - Pemerintah masih berjibaku membersihkan Teluk Balikpapan dari tumpahan minyak. Tapi tahukah kamu, apa yang sebenarnya terjadi ketika minyak mentah itu tercampur dengan air laut?

Sulistyono dalam jurnalnya berjudul Dampak Tumpahan Minyak (Oil Spill) di Perairan Laut Pada Kegiatan Industri Migas dan Metode Penanggulangannya menjelaskan panjang lebar. Jurnal ini diterbitkan juga oleh Forum Teknologi Pusdiklat Migas, Kementerian ESDM.

Dia menulis, saat minyak tumpah ke laut dia akan mengalami serangkaian perubahan dalam sifat fisik dan kimiawi. Mulai dari karakteristiknya, komposisi hingga perubahan yang terjadi pada air laut.

Yang paling mengerikan adalah soal dampak langsung terhadap organisme di laut. Mari kita bedah satu per satu merujuk pada jurnal yang kami sebutkan tadi.

1. Kematian

Seringkali tumpahan minyak di lepas pantai penyebabnya karena kecelakaan kapal tanker, kegiatan off-shore, atau rembesan alami minyak bumi dari dasar laut. Dampaknya, adalah kematian organisme laut, terutama ikan. Jenis yang paling rentan terkena dampak dari tumpahnya minyak adalah ikan keramba dan jenis kerang-kerangan yang memiliki kemampuan menghindari tumpahan minyak minim.

2. Dampak sublethal

Dari berbagai uji laboratorium, dampak sublethal terjadi karena terkontaminasinya organisme lautan dengan konsentrasi minyak dalam taraf tertentu. Efek yang dirasakan organisme antara lain kemampuan menetas telur, tingkat harapan hidup, jumlah larva cacat. Selain itu dampak sublethal juga dirasakan oleh udang dan kepiting. Kedua hewan tersebut mengalami gangguan dalam tingkah laku seperti kemampuan mencari makanan dan kawin.

3. Dampak terhadap plankton

Organisme plankton memiliki kerentanan hidup yang tinggi apabila tercemar tumpahan minyak. Beberapa organisme laut seperti udang dan ikan kecil mengandalkan plankton sebagai konsumsinya.

4. Dampak terhadap ikan migrasi

Beberapa ikan akan melakukan migrasi apabila habitatnya terdampak oleh tumpahan minyak tersebut. Lainnya, bisa menghindar sesaat atau justru mati karena tidak memiliki mekanisme pertahanan diri seperti plankton (daya tahan tinggi) dan juga tidak terbiasa melakukan migrasi.

Masih dalam jurnalnya, dia juga menjelaskan seperti apa seharusnya penanganan tumpahan minyak di laut. Yang pertama dia menulis, bisa ditangani secara fisika. Maksudnya, berbagai perangkat digunakan untuk melokalisasi tumpahan minyak menggunakan pelampung pembatas (oil booms). Lalu menyedot air yang terkontaminasi minyak dengan pompa ke sebuah wadah penerima yang berbentuk tangki ataupun balon.

Atau bisa juga dengan cara kimia. Bahan kimia disebar di titik tumpahnya minyak untuk memisahkan senyawa minyak dari air laut. Salah satu contoh sukses penggunaan metode ini dilakukan oleh Exxon Energy Chemical. Perusahaan ini sukses membersihkan tumpahan minyak dari tabrakan kapal tanker Evoikos dan Orapin Global di Selat Malaka menggunakan dispersan bernama corexit 9500.

Sulistyono juga menjelaskan cara penanganan secara biologi. Metode yang digunakan adalah bioremediasi dengan proses penguraian imlah organis/anorganik polutan secara biologi dengan tujuan mereduksi bahan pencemar dari lingkungan. Kelebihannya, teknologi ini ramah biaya dan lingkungan. 

Negeri ini sebenarnya cukup akrab dengan kasus tumpahan minyak ke laut. Kali ini kami menengok jurnalnya Mauludiyah berjudul Perhitungan Skala Biaya Kerugian akibat Tumpahan Minyak: Relevansinya untuk Perairan Indonesia.

Kasus Montara di Laut Timor pada tahun 2009. Diperkirakan 27.000 lebih ton minyak tumpah ke laut. Ada juga soal MT Kharisma Selatan di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya (2009).

Infografis tumpahan minyak di Teluk Balikpapan (Ayu/era.id)

Tag: tumpahan minyak di balikpapan