Prabowo Siap Turun Gelanggang Hadapi Jokowi
“Komunikasi dengan kami, sudah sampaikan, beliau deklarasi 11 April. Ini sudah tiga kali berubah jadwal,” kata Sohibul Iman di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, Minggu, (8/4/2018).
“Komunikasi terakhir mereka mengatakan 11 April beliau akan mendeklarasikan Pak Prabowo sebagai capres,” tambahnya.
Menurut Sohibul, kabar deklarasi 11 April 2018 itu dikatakan langsung oleh Prabowo kepada Ketua Dewan Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri. “Beliau yang bicara ke Ustad Salim. Beliau yang bicara langsung ke Ketua Majelis Syuro langsung,” tutupnya.
Infografis "Jokowi Gerus Prabowo di Sumatera Barat" (era.id)
Sementara itu, Ketua DPP Partai Gerindra Bidang Advokasi dan Hukum, Habiburokhman menyebut, partainya telah bulat mendorong Prabowo untuk turun gelanggang menghadapi Jokowi.
Habiburokhman menyebut deklarasi Prabowo hanya tinggal menunggu waktu. Sebab pada prinsipnya, seluruh jajaran Partai Gerindra, dari daerah hingga pusat telah sepakat mengusung Prabowo.
“Deklarasi itu ya yang paling penting adalah kita sebetulnya sejak dari ranting sampai DPD, DPP, sudah sepakat mencalonkan Pak Prabowo sebagai presiden,” tuturnya di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (8/4/2018).
Lebih lanjut, Habiburokhman menggambarkan pengusungan Prabowo seperti sebuah pernikahan. Bahwa hati seluruh kader Partai Gerindra sudah terlanjur jatuh pada Prabowo. Soal deklarasi, buat Partai Gerindra cuma resepsi.
“Mencalonkan Pak Prabowo sebagai Presiden itu seperti kalau kawin, itu istilahnya sudah tinggal resepsinya saja. Resepsinya mau kapan,” tuturnya.
Tidak cuma soal pengusungan Prabowo. Habiburokhman juga berkomentar soal Gatot Nurmantyo yang disebut-sebut akan mendampingi Prabowo sebagai Cawapres Prabowo. Menurut Habiburokhman, masih ada hal yang perlu dipelajari dari wacana pengusungan Gatot.
“Harus ada kajian yang mendalam, apakah pasangan militer acceptable di masyarakat, karena kita ini kan bangsa besar, banyak negarawan-negarawan memiliki berbagai macam latar belakang,” tuturnya.
Menurut Habiburokhman, selain kecocokan, faktor konstituen juga jadi pertimbangan Partai Gerindra. Karenanya, keseimbangan antara Prabowo dan calon pendampingnya harus oke.
“Misalnya satu militer, satu sipil. Misalnya satu tentara, satu ulama itu juga penting karena kita kan ingin memperluas konstituen,” tuturnya.
Infografis "Hitung-hitungan Suara" (Rahmad Bagus/era.id)