Vaksin Sinovac Kantongi Izin Darurat WHO, Efikasi 51 Persen
ERA.id - Badan Kesehatan Dunia (WHO), pada Selasa, (1/5/2021), menyatakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac - dengan nama CoronaVac - valid untuk pemakaian secara darurat. Hasil efikasi vaksinnya disebut '100 persen' mencegah gejala parah dari inveksi virus corona.
Hal ini memberi kepastian bagi pihak negara, pendana, organisasi pengadaan, dan komunitas masyarakat bahwa vaksin Sinovac memenuhi standar internasional terkait keamanan, kemanjuran (efikasi), dan proses pembuatannya, demikian disebut dalam rilis WHO.
"Dunia ini sangat memerlukan berbagai vaksin Covid-19 guna mengatasi besarnya ketimpangan akses (terhadap vaksin) yang terjadi di berbagai belahan dunia," sebut Dr Mariangela SImao, asisten direktur jenderal WHO untuk bidang Akses Produk Kesehatan.
"Kami mendesak produsen vaksin bergabung dengan COVAX Facility, berbagi pemahaman dan data mereka, dan berkontribusi dalam mengendalikan pandemi ini."
Daftar Penggunaan Secara Darurat (EUL) milik WHO adalah syarat pengikutsertaan suatu vaksin Covid-19 ke dalam program COVAX Facility. Daftar ini juga bisa membantu negara-negara untuk mempercepat proses perijinan impor dan distribusi suatu produk vaksin Covid-19, demikian sebut rilis WHO.
Daftar EUL tidak hanya menilai kualitas, keamanan, dan efikasi dari vaksin COVID-19, namun juga manajemen risikonya dan kecocokan program produksinya, misalnya terkait syarat rantai pasok dingin.
Penilaian dalam EUL dilakukan oleh kelompok penilai produk yang terdiri dari pakar regulasi berbagai negara bersama satu unit Technical Advisory Group (TAG) yang ditugasi untuk melakukan penilaian untung-rugi dalam merekomendasikan suatu vaksin ke dalam daftar penggunaan darurat.
Asesmen WHO terhadap vaksin Sinovac mencakup inspeksi langsung ke pabrik pembuatan vaksinnya di Beijing, China, sebut rilis itu.
Vaksin Covid-19 Sinovac adalah jenis vaksin inaktivasi. Sifatnya yang mudah disimpan membuatnya mudah dikelola, terutama di wilayah yang infrastruktur distribusi vaksinnya belum memadai.
Strategic Advisory Group of Experts on Immunization (SAGE) dari WHO juga telah merampungkan penilaian terhadap vaksin ini, demikian ditulis di rilis.
"Berdasarkan data yang ada, WHO merkomendasikan vaksin ini digunakan untuk orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, diberikan lewat dua dosis suntikan dengan rentang waktu dua hingga empat pekan antar dosis," sebut rilis WHO itu.
"Hasil efikasi vaksin menunjukkan vaksin ini bisa 51 persen mencegah gejalan infeksi, dan - dalam populasi yang diteliti - berhasil 100 persen mencegah gejala parah akibat infeksi Covid-19."
WHO belum bisa menilai efikasi vaksin Sinovac untuk usia lansia karena minimnya data uji klinis di rentang umur tersebut. Namun, berdasarkan data imunogenisitas di sejumlah negara, WHO tetap menyarankan vaksin ini digunakan di usia tersebut.
WHO mendorong negara yang menggunakan vaksin ini untuk melakukan pengawasan keamanan dan efektivitas pada penerima vaksin di usia lansia dan anak-anak.