PR Besar Danny di Pilgub Sulsel Jika Ingin Tumbangkan IAS

ERA.id - Pembahasan soal Pilgub Sulsel 2024 kini menghangat. Sejauh ini sudah 2 tokoh yang terang-terangan berniat maju dalam kontenstasi tersebut, adalah Danny Pomanto (DP) dan Ilham Arief Sirajuddin (IAS).

Dulunya, keduanya adalah kawan karib. IAS mengaku dirinya sudah bersahabat dengan Danny sekitar 17 tahun lamanya. Kini, hubungan mereka merenggang karena pilihan politik.

Beberapa tahun yang lalu, saat menjabat Wali Kota Makassar 2 periode, Aco sapaan akrab Ilham Arief Sirajufddin, melibatkan Danny Pomanto sebagai konsultannya dalam menata Kota Makassar.

Dari kerja sama mereka, terbangunlah Anjungan Pantai Losari. Semua diawali dari pikiran IAS yang selalu menganggap DP adalah seorang arsitektur yang baik.

Setelah itu, karena melihat potensi Danny yang memungkinkan menjadi wali kota Makassar, maka IAS  memaketkan DP dengan Syamsul Rizal yang karib disapa Deng Ical. Mereka pun menang.

Kini akibat perbedaan curam antara DP dan IAS, publik lalu menduga kalau ke depan mereka akan bentrok di Pilgub Sulsel beberapa tahun mendatang. Lalu bagaimana amatan pakar politik soal ini?

Pengamat politik Universitas Hasanuddin, Dr Sukri menilai jika dua sosok figur tersebut bertemu di pilgub nantinya, DP harus bekerja keras untuk meruntuhkan popularitas IAS, walau di Makassar kekuasaannya sangat besar.

"Maka IAS tentu punya modal popularitas. Dengan demikian, secara personal IAS dikenal masyarakat cukup luas," ungkapnya kepada ERA.id, Rabu (2/5/2021).

Ini masuk akal, sebab saat berhadapan dengan petaha Gubernur Sulsel waktu itu, Syahrul Yasin Limpo, IAS melawan dengan sengit. Kantong-kantong suaranya di beberapa kabupaten dan keterkenalannya tak bisa dimungkiri.

Hal itulah nantinya yang akan sulit dilakukan oleh Danny, dengan sisa waktu beberapa tahun lagi.

"DP belum cukup dikenal masyarakat secara luas di Sulawesi Selatan. Karena itu, jika berniat untuk ikut dalam kontestasi pilgub kelak, maka DP punya PR untuk mengingatkan popularitasnya pada daerah di luar Makassar," katanya.

Sukri memandang, peluang IAS merebut kursi kosong satu di Pemprov Sulsel bakal membutuhkan strategi terbaru, seperti terpilih sebagai Ketua Demokrat Sulsel sembari merancang strategi politik yang berbeda dari yang dulu.

Mengapa harus berubah? Sebab IAS lama tidak muncul dan terdengar kabarnya di publik selama ia menjadi ditahan karena kasus korupsi PDAM.

"Bagi IAS sendiri, agenda yang harus dikerjakan adalah memunculkan kembali namanya di permukaan setelah beberapa waktu sempat hilang. Hal ini penting, untuk menarik kembali simpati masyarakat."

"Kondisi ini menunjukkan baik DP maupun IAS punya PR besar. Termasuk, nantinya memastikan pasangan yang akan melengkapi jika kelak benar maju sebagai kandidat dalam Pilgub Sulsel," sambungnya.

Diketahui, selain keduanya, figur lain yang dikabarkan akan maju dalam Pilgub Sulsel adalah Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman. Namun, ia belum mau berpikir ke arah sana.

Ada juga Wali Kota Parepare sekaligus Ketua Golkar Sulsel, Taufan Pawe, serta ponakan Mentan Syahrul yang juga Bupati Gowa dua periode, Adnan Purichta YL, dan anak pengusaha Aksa Mahmud yaitu Erwin Aksa juga pernah disebut akan turut bersaing.