Turis Dapat Harga Tak Masuk Akal, Menparekraf: Oknum Akan Kami Tegur
ERA.id - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan akan memberikan teguran hingga sanksi kepada oknum pelaku pariwisata maupun pendukung pariwisata yang melakukan tindakan merugikan wisatawan seperti menaikkan harga jasa makanan dan parkir yang terlalu tinggi atau istilahnya "nuthuk" (memukul) wisatawan.
"Jelas kami akan memberikan teguran, dan kami akan berikan juga pendampingan karena konsepnya adalah 'reward' dan 'punishment'," kata Sandiaga Uno saat berkunjung ke Desa Wisata Pentingsari, Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, (5/6/2021), dilansir dari ANTARA.
Menurut dia, pengembangan pariwisata berprinsip wisata yang berkelanjutan, yang berkah yang panjang adalah jika para wisatawannya puas dan nyaman saat berkunjung.
"Jika mereka puas maka akan kembali lagi. Namun jika dengan biaya yang tidak masuk akal, bukan hanya mereka tidak akan kembali tapi akan menjadi buah bibir negatif, jangan berwisata di daerah situ karena mahal, karena digetok harga," katanya.
Ia mengatakan ini tugas pemerintah harus memberikan regulasi, memberikan pendekatan dan pendampingan agar wisata termasuk desa-desa wisata ini berkelanjutan.
"Kenapa Desa Wisata Pentingsari ini bisa terus berkelanjutan, lebih dari 15 tahun? karena pengelolaan itu penuh dengan konsep tata kelola yang baik, keterbukaan pelibatan masyarakat, transparansi, akuntabilitas, juga sangat berkeadilan karena semuanya terlibat. Ada inovasinya ada adaptasinya," katanya.
Sandiaga mengapresiasi Desa Wisata Pentingsari yang mampu tumbuh dan berkembang sejak dibentuknya pada 2008.
"Hal ini karena Desa Wisata Pentingsari memiliki komitmen serta pengelolaan baik, sehingga desa wisata ini dapat bertahan dan berkelanjutan. Ini menjadi inspirasi untuk desa wisata yang lain," katanya.
Ia berharap desa wisata tidak hanya bertahan satu atau dua tahun saja, namun dapat berkelanjutan.
"Jadi tidak hanya one hit wonder, hanya satu dua tahun tapi setelah itu tidak berkelanjutan," katanya.