Punya Hubungan Emosional, Ribuan Warga Ambon Konvoi Usai Timnas Belanda Kalahkan Austria
ERA.id - Ribuan pendukung Timnas Belanda, di Kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku, berkonvoi merayakan kemenangan Belanda atas Austria 2-0.
Laga Grup C itu terjadi di Johan Cruyff Arena, di Amsterdam, dalam perhelatan Euro 2020, Jumat (18/6/2021) dini hari.
Usai pertandingan, warga Ambon yang merupakan pendukung fanatik tim Belanda, mulai turun ke jalanan.
Mereka berkonvoi menggunakan sepeda motor dan mobil, setelah bek kanan Denzel Dumfries mencetak gol kedua di menit ke-67, sebagai penentu kemenangan di laga tersebut.
Gol kedua Dumfries yang dinobatkan sebagai "man-of-the-match" dalam laga kedua itu, menjadi pemicu meluapnya euforia warga Ambon.
Kendati aparat kepolisian menyekat di sejumlah ruas jalan, namun tidak menyurutkan niat para pendukung tim Oranje tersebut untuk berkonvoi.
Bahkan belasan pendukung membawa bendera negara Belanda untuk merayakan lolosnya Depay dkk ke babak 16 besar Euro 2020.
Kawasan yang paling ramai dan padat pendukung yakni kawasan Batu Gantung-Kudamati-Air Salobar, kecamatan Nusaniwe Kota Ambon. Di wilayah ini aparat kepolisian memperketat penyekatan dengan menutup akses menuju pusat kota Ambon.
Aksi pawai dan konvoi di kota Ambon dengan membawa berbagai atribut tim Belanda, mulai dari kaos, jaket, bendera berbagai ukuran hingga gaya rambut yang dicat berwarna oranye tersebut berlangsung hampir dua jam dan berakhir pukul 07.20 WIT.
"Kemenangan atas Austria ini membuktikan bahwa tim Oranje tidak mudah takluk. The Flying Dutchmen bukan tim 'ayam sayur'," kata Mato (25), salah seorang warga pendukung tim Belanda.
Mato yang ikut berkonvoi bersama belasan temannya dengan membawa bendera Belanda berukuran 5x1,5 meter, mengaku akan tetap turun jalan untuk berkonvoi seusai tim belanda bertanding.
Mato menjamin dirinya bersama rekan-rekan yang bermukim di kawasan Air Salobar, kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, akan tetap mematuhi protokol kesehatan, terutama menggunakan masker saat berkonvoi, termasuk menggunakan kelengkapan kendaraan secara lengkap.
Sesuai pemantauan, aparat kepolisian yang melakukan penyekatan di beberapa tempat juga melakukan sweping dan menilang puluhan pendukung tim Belanda yang berkonvoi.
Kebanyakan pendukung ditilang di tempat karena tidak menggunakan helm, tidak memiliki surat-surat kendaraan atau menggunakan knalpot bersuara bising.
Untuk diketahui, fanatisme warga Ambon memang dilatari ikatan emosional karena banyak orang Maluku yang tinggal dan telah menjadi warga negara Belanda.
Ikatan ini semakin kuat setelah pemerintah kota Ambon kerap menjalin kerja sama dengan pemerintah Kerajaan Belanda di berbagai bidang pembangunan.