Hendropriyono Pamit dari Ketum PKPI
"Saya akan segera melakukan Kongres Luar Biasa bagi partai ini. Saya pribadi sudah merasa cukup, dan cukup adalah cukup untuk mengabdi di belantika politik nasional," kata Hendro di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (13/4/2018).
Dalam kesempatan ini, Hendro mengungkapkan kegembiraannya karena partainya lolos sebagai peserta pemilu tahun depan. Apalagi, untuk sampai ke tempat ini, PKPI harus menjalani proses yang panjang.
"Saya sangat gembira dan terharu, sebagai orang tua saya mendapat kenang-kenangan dari saudara-saudara untuk bisa dapat SK (Surat Keputusan) dan nomor (nomor urut Pemilu) 20 ini. Karena ini saat-saat saya terakhir berkiprah di partai politk," ujar dia.
PKPI menjadi peserta pemilu setelah Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) DKI Jakarta mengabulkan gugatannya atas keputusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) yang menolak PKPI sebagai peserta Pemilu 2019. Atas putusan itu, KPU menetapkan PKPI sebagai peserta Pemilu 2019 dengan nomor urut 20 pada hari ini.
Baca Juga : Perjuangan PKPI Lolos Jadi Peserta Pemilu 2019
Hendro mengatakan, alasannya mundur dari jabatan lantaran ingin pensiun dari perpolitikan. Di usianya yang hampir 74 tahun itu, dia merasa cukup dengan pengalamannya yang pernah menjabat menteri sebanyak tiga kali, serta berpengalaman pula berkecimpung di partai politik.
"Enough is enough. Kalau tidak mau berhenti juga, nanti diberhentikan oleh Tuhan. Ini sengaja saya bicara di sini karena banyak di internal partai yang mau menginginkan saya terus bercokol di PKP Indonesia," tutur dia.
(Infografis peserta Pemilu 2019. Ada 16 partai nasional yang ikut Pemilu/era.id)
PKPI segera gelar KLB
Setelah Hendro mundur, PKPI akan segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) dengan agenda pergantian ketua umum. Meski belum ada jadwalnya, Hendro mengatakan, KLB ini akan digelar dalam waktu dekat.
"(KLB) secepatnya. Kita tunggu kesiapan dari daerah melaksanakannya," kata Hendro usai acara penyerahan nomor urut.
Hendro mengatakan, rencananya mundur itu menuai pro kontra di internal partai. Namun demikian, lanjut Hendro, ia tetap pada keputusannya untuk mundur dari jabatan.
"Banyak pro dan kontra untuk KLB dan banyak yang tidak mau saya tinggalkan. Itu kan biasa, orang tua meninggal masa anak senang? Tapi saya harus paksakan itu karena sudah waktunya," ujar dia.
Soal siapa calon penggantinya, Hendro belum bisa memastikan. Dia mengatakan, calon ketum baru PKPI diserahkan dalam proses demokrasi saat KLB digelar.
"Kita serahkan kepada Kongres Luar Biasa," kata dia.