Diajak ke Mal hingga Mudik, Banyak Anak Positif COVID- 19 karena Perilaku Orang Tuanya
ERA.id - Kasus positif COVID-19 melonjak pascalibur Lebaran 2021 yang diiringi dengan bertambahnya penularan pada anak.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, fenomena ini diakibatkan karena prilaku orangtua.
Menurut Nadia, banyaknya anak yang terpapar COVID-19 terjadi karena prilaku dan tindakan dari orangtua. Menurutnya, banyak orangtua yang kerap membawa anaknya melakukan kegiatan di luar rumah.
"Sumber penularan (COVOD-19) ke anak- anak dari orang tua, kita lihat anan-anak sekarang sudah dibawa ke mal, mudik dan ke pariwisata shingga risiko keterpaparan jadi besar," kata Nadia kepada wartawan, Rabu (23/6/2021).
Para orangtua itu, kata Nadia, juga kerap mengabaikan protokol kesehatan yang kemudian ditiru oleh anak. Sehingga, saat melakukan kegiatan di luar rumah pun risiko keterpaparannya semakin besar.
"Jadi sebenarnya, penularan (COVID-19 kepada anak) karena prilaku orangtua yang tidak tidak taat protokol kesehatan," kata Nadia.
Oleh karena itu, Nadia mengimbau agar para orangtua tidak membawa anaknya berkegiatan di luar rumah dan harus mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
"Tetap prokes dan tidak membawa anak anak ke tempat tempat umum," tegasnya.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan peningkatan kasus COVID-19 pada anak- anak meningkat seiring masuknya varian delta di Indonesia. IDAI mengungkapkan setidaknya 1 dari 8 kasus COVID-19 merupakan kasus anak-anak.
Perbandingan itu menunjukan anak-anak menjadi kategori yang juga berisiko tertular COVID-19 bersamaan dengan orang dengan komorbid dan lansia.
Bahkan Indonesia menjadi peringkat pertama tingkat kematian tertinggi di dunia untuk kategori anak-anak yang terpapar COVID-19 dengan catatan tingkat case fatality rate 3-5 persen, menurut IDAI.
Dari total kasus positif COVID-19 nasional saat ini, 12,5 persen dikontribusikan anak usia 0 hingga 18 tahun. Ini menunjukkan, satu dari delapan kasus positif Covid-19 di Indonesia merupakan anak.
“Anak-anak ini tidak hanya menjadi korban. Mereka juga bisa berperan jadi carrier (jika terpapar COVID-19) bagi orangtua dan kakek neneknya,” kata Ketua Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Adib Khumaidi.
Salah satu provinsi yang mengalami kenaikan kasus COVID-19 adalah DKI Jakarta. Pada pertambahan kasus baru harian tertinggi, yakni sebesar 5.582 kasus pada Minggu, 20 Juni, sebanyak 665 kasus merupakan anak usia 5 sampai 18 tahun. Dan 224 anak di bawah lima tahun.
"Itu kira-kira 12 persen (dari total kasus harian Minggu, 20 Juni). Jadi, 16 persen dari kenaikan kasus adalah anak-anak," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.