COVID-19 Melonjak, Satgas: RS Cuma untuk Pasien Gejala Sedang dan Berat
ERA.id - Melonjaknya kasus COVID-19 belakangan ini membuat kenaikan jumlah keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RS di berbagai daerah. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan manajemen yang baik terkait distribusi pasien COVID-19.
Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, tidak semua pasien COVID-19 dapat dirujuk ke RS. Hanya pasien dengan gejala sedang dan berat saja yang diprioritaskan mendapatkan perawatan di RS.
"Tidak semua pasien COVID-19 harus ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lanjut. Pasien dengan gejala berat dan sedang yang didahulukan untuk mendapatkan penanganan, baik isolasi maupun perawatan intensif di rumah sakit," kata Wiku dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Jumat (25/6/2021).
Menurut data global dari WHO, mayoritas pasien COVID-19 di dunia bergejala ringan hingga sedang dengan persentase sama, masing-masing 40 persen.
Karena itu, kesuksesan dalam manajemen pelayanan kesehatan yang baik ini bukan hanya terkait dengan masalah operasional rumah sakit.
Namun, juga terkait dengan peran besar masyarakat serta fasilitas kesehatan di tingkat komunitas.
Oleh karenanya, kata Wiku, Satgas meminta isolasi terhadap pasien COVID-19 tanpa gejala maupun bergejala ringan dilakukan terpusat. Tempat isolasi terpusat ini ditempatkan di lokasi-lokasi yang layak agar pelaksanaannya terpantau dengan baik. Pemerintah daerah melalui dinas kesehatan setempat bertanggung jawab menyediakan fasilitas isolasi terpusat.
"Fasilitas yang disediakan pun harus layak dan menarik minat masyarakat dan memanfaatkan fasilitas yang disediakan," kata Wiku.
Meski begitu, Satgas memahami kemampuan setiap daerah berbeda-beda. Karena itu, masyarakat yang masih kekurangan fasilitas isolasi terpusat dapat ikut serta membantu upaya pengendalian Covid-19 secara berjenjang dengan berinisiatif melakukan isolasi mandiri baik di rumah, tempat kos, hotel, atau apartemen.
"Pemerintah mendukung upaya ini dengan catatan masyarakat berkomitmen menjalankan prosedur isolasi mandiri dengan baik di bawah pengawasan puskesmas yang merupakan bagian dari posko," kata Wiku.
"Satgas mengingatkan agar masyarakat tidak panik dan tidak buru-buru ke rumah sakit bila mendapati hasil tes PCR yang mereka lakukan positif. Maksimalkan dahulu sumber daya masyarakat dengan upaya preventif optimal melalui posko," imbuhnya.
Sebelumnya, Pemerintah pusat meminta pemerintah daerah menyiapkan tempat isolasi terpusat, untuk menampung pasien COVID-19 dengan kondisi gejala ringan. Sebabnya, banyak rumah sakit yang mulai kekurangan tempat tidur untuk para pasien positif virus Corona.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, hal tersebut merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo.
"Beliau (Presiden Jokowi) juga memberikan arahan Isolasi terpusat itu harus tersebar sebanyak mungkin ke daerah-daerah tersebut baik kecamatan mau pun kelurahan sehingga meringankan beban yg ada di isolasi terpusat yang besar-besar seperti Wisma Atlet," ujar Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (21/6).