Sudah 7 Tahun Lalu, Wawancara Park Seo Joon Mendadak Tuai Kontroversi, Kenapa?
ERA.id - Baru-baru ini nama aktor Korea Selatan, Park Seo Joon menjadi sorotan netizen negara tersebut. Pasalnya, wawancara yang dilakukan Park Seo Joon pada tahun 2014 lalu tiba-tiba saja dibicarakan di komunitas online dan menuai kontroversi.
Dilansir dari Allkpop.com,pPada wawancara tersebut, Park Seo Joon berbicara mengenai wanita idamannya dan keluarga impiannya. Ia menyatakan bahwa calon pasangannya nanti harus meninggalkan pekerjaannya untuk mengurus keluarga.
"Aku tumbuh di dalam keluarga seperti itu jadi kupikir anak-anakku harus dibesarkan oleh ibu mereka. Aku dengar masa kecil seseorang akan selamanya membentuk perspektif hidup seseorang itu," ujar Park Seo Joon.
Menurut Park Seo Joon kala itu, anak-anak yang tidak memiliki cinta penuh dari orang tuanya akan memiliki banyak masalah di masa depan. Ia menyatakan akan menjadi sosok ayah yang baik untuk anaknya, tetapi mereka juga membutuhkan sosok ibu yang selalu ada.
"Itu terlihat masa anak-anak yang tidak cintai mengarah pada kehidupan dewasa yang bermasalah. Baik ia tidak memiliki keterampilan sosial yang baik atau ia berakhir menjadi seorang penjahat. Aku akan menjadi sosok ayah yang baik bagi mereka, tapi anak-anak butuh ibu mereka. Itu bisa saja salah tetapi untukku saat ini itu jawaban yang tepat," lanjutnya.
Lebih lanjut, aktor berusia 32 tahun itu juga memberikan beberapa ciri-ciri wanita idamannya. Ia mengungkapkan bahwa dirinya ingin menjadi sosok lelaki yang selalu dibutuhkan wanitanya.
"Aku menemukan wanita yang membawa naluri protektifk menarik. Aku rasa jika mereka tinggi, mereka akan baik-baik saja hidup sendiri. Aku suka wanita yang selalu membuatku khawatir, dan wanita kurus cenderung seperti itu," ungkap Park Seo Joon.
Menanggapi pernyataan Park Seo Joon ini banyak netizen Korea Selatan yang merasa kecewa akan pemikiran bintang drama Itaewon Class itu sangat kuno.
"Apa? LOL, aku tidak akan pernah melihatnya dengan cara yang sama lagi," kata salah satu netizen.
"Well, sangat kuni, kepercayaan yang patriarkal," ujar yang lainnya.
"Bagaimana pula seorang anak yang memiliki ibu pekerja otomatis menjadi anak yang tidak dicintai? Itu kesalahpahaman yang besar," sambung yang lainnya.