Riset Genetik: Epidemi Coronavirus Pernah Terjadi di Asia Timur 25 Ribu Tahun Lalu
ERA.id - Wabah infeksi virus corona pernah terjadi di wilayah Asia Timur sekitar 25 ribu tahun lalu, dan wabah itu berlangsung selama 20 ribu tahun, sebut tim peneliti gabungan dari Australia dan Amerika Serikat.
Dilansir dari ABC, (29/6/2021), berdasarkan laporan yang para peneliti terbitkan di jurnal Current Biology, bukti terhadap wabah tersebut muncul dalam bentuk genom dari orang-orang yang tinggal di kawasan itu.
"Wabah (virus corona) mengobrak-abrik populasi manusia di situ dan meninggalkan 'luka-luka genetik'," seperti disampaikan Kirill Alexandrov, pakar biologi sintetis yang juga menulis makalah penelitian itu.
Melansir NBC, kode genetik manusia tak ubahnya seperti lingkaran tahun pada batang pohon. Ia bisa menceritakan hal-hal yang terjadi jauh di masa lalu. Varian gen bisa terjadi secara acak - kadang ia membantu manusia selamat, kadang membuatnya berisiko terinfeksi penyakit.
"Selama beberapa generasi, varian gen yang memiliki kegunaan bakal muncul dengan lebih sering, dan itu memunculkan tanda khas beberapa generasi berikutnya," sebut anggota tim penelitian itu, Yassine Souilmi.
Dr Soulimi mengatakan bahwa perlu waktu minimal 500 hingga 1.000 tahun agar 'sinyal khas' ini muncul dalam sebuah populasi.
Prinsip ini dibawa oleh para peneliti tersebut ketika mensurvei genom ribuan orang dari seluruh dunia yang tersimpan di basis data 1000 Genomes Project. Yang mereka cari adalah 'sinyal khas' bahwa orang jaman dulu pernah berjuang melewati wabah infeksi virus corona.
Hasilnya, positif. Mereka menemukan ada sinyal genetis terkait virus coorna dari orang-orang yang tinggal di Vietnam, China, dan Jepang. Sinyal genetik ini tak ditemukan di orang-orang dari daerah lain.
Menggunakan alat saintifik berikutnya, mereka lantas meneliti kapan adaptasi terhadap infeksi virus corona itu mulai terjadi.
"Adaptasi tampaknya telah dimulai sekitar 25 ribu tahun yan glalu," sebut Dr Soulimi, dikutip dari NBC.
Tak cuma memperkirakan kapan adaptasi genetik itu dimulai, peneliti juga menemukan bahwa proses evolusi genetik - hasil dari tekanan wabah virus corona - berhenti pada 5.000 tahun lalu. Artinya, epidemi virus corona di Asia Timur diduga berlangsung selama 20 ribu tahun.
"Kami tak bisa membedakan apakah wabah ini terjadi secara periodik setiap musim dingin, seperti flu, atau adanya virus yang beragam yang meloncat dari binatang ke manusia setiap 5 sampai 10 tahun sekali seperti yang terjadi selama 20 tahun terakhir lewat SARS, MERS, dan SARS-CoV-2," sebut Dr Soulimi.
Selain itu, virus yang beredar selama beberapa milenia itu bisa saja satu jenis virus atau beberapa virus yang menggunakan mekanisme molekuler yang sama. Dugaan ini diperkuat oleh riset yang menyebut SARS-CoV-2 berasal dari keluarga virus yang telah eksi sejak 22 ribu tahun yang lalu.
Namun, entah mana yang benar, para ilmuwan kini meyakini bahwa wabah infeksi virus corona pernah berlangsung selama 20 ribu tahun dalam sejarah manusia.
Keganasan virus corona mengemuka di tahun 2002 lewat wabah SARS di China, yang menginfeksi 8 ribu orang dan menewaskan lebih dari 800 di antaranya. Empat tahun kemudian, MERS terjadi dan menjangkiti 2.400 orang dan menewaskan 850 di antaranya.
Saat ini , virus corona SARS-CoV-2 juga menjadi penyebab pandemi yang menyebabkan 181 juta orang terinfeksi, sementara 3,93 juta pasien di antaranya meninggal dunia.