Jawaban Mendikbud Soal UN Matematika yang Sulit

Jakarta, era.id - Pekan lalu, jagat medsos gaduh tentang Ujian Nasional atau UN tingkat SMA yang digelar pada 9-12 April 2018. Pangkal penyebabnya tentang soal UN untuk pelajaran matematika yang dianggap kelewat sulit.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy akan mencari pangkal masalah UN soal Matematika yang dinilai sulit oleh siswa. "Kami akan segera evaluasi untuk menemukan pangkal masalah UN khususnya soal Matematika," kata Muhadjir seperti dilansir Antara, Minggu (15/4/2018).

Kata Muhadjir, soal Matematika untuk UN Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat memang berbeda karena lebih pada Matematika terapan. Mulai tahun ini, pihaknya menggunakan soal yang membutuhkan daya nalar tinggi atau 'high order thinking skills' (HOTS). Tahun ini juga, untuk pertama kalinya sekitar 10 persen dari soal Matematika adalah isian singkat.

Pengamat pendidikan dari Eduspec Indonesia, Indra Charismiadji, mengatakan apa yang dilakukan Kemdikbud merupakan langkah berani.

"Saya bilang berani, karena sebagian besar proses pembelajaran belum mampu membangkitkan daya nalar siswa. Sehingga tidak sesuai antara apa yang diajarkan dan soal yang ada di UN," ujar Indra.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy saat meninjau UN (Foto: Kemendikbud)

Hal itu juga menunjukkan bahwa hasil dari Programme for International Student Assessment (PISA) mengenai kualitas pendidikan di Tanah Air masih perlu diperbaiki. Survei yang dilakukan tiga tahun sekali itu mengukur kemampuan anak berusia 15 tahun dalam membaca, matematika dan sains.

Merujuk survei PISA 2015, Indonesia berada di urutan 66 dari 72 negara untuk kemampuan literasi dengan skor 397. Urutan 65 dari 72 negara untuk kemampuan matematika dengan skor 386 dan urutan 64 untuk sains dengan skor 403.

"Kualitas pendidikan kita harus terus ditingkatkan, jika tidak mau tertinggal dari negara lain. Jika hanya soal saja yang ditingkatkan tapi tidak dengan kualitas pembelajaran, maka sama saja bohong," imbuh dia.

Disinggung mengenai banyaknya keluhan siswa akan sulitnya soal UN Matematika, Indra mengatakan bahwa generasi milenial karakternya memang agak lebih mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Akan tetapi anak milenial negara lain, diberikan soal-soal HOTS justru tak mengalami masalah.

"Karena anak-anak di negara lain cara berpikirnya sudah tingkat tinggi yang semuanya dimulai dari proses pembelajarannya," kata Indra.

Sebanyak 1.812.565 atau 91 persen siswa jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Madrasah Aliyah (MA) di 18.353 sekolah mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Ujian Nasional (UN) jenjang SMA/MA diselenggarakan pada tanggal 9-12 April 2018, dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan mata pelajaran pilihan jurusan.

Berdasarkan data yang masuk pada Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud sampai dengan tanggal 9 Maret 2018, terdapat 16 Provinsi yang 100 persen menyelenggarakan UNBK SMA, yakni Banten, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Aceh, Bangka Belitung, DI. Yogyakarta, DKI. Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan Sulawesi Tengah. Tahun ini masih terdapat 171.003 peserta atau 9 persen SMA/MA pada 2.790 sekolah yang mengikuti Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). 

Tag: ujian nasional