Sebut Jokowi Bukan Lagi Media Darling, Rocky Gerung: Kekuatannya Sekarang Buzzer dan Hacker

ERA.id - Pengamat politik Rocky Gerung menyebut, Presiden Joko Widodo saat ini tak lagi laku sebagai media darling. Hal itu dibuktikan dari banyaknya media yang menampilkan meme Jokowi The King of Lip Service, hasil kreasi kritik Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI).

"Nggak ada satu media pun sekarang yang menyembunyikan olok-olok itu, seolah-olah bergembira ada kesempatan untuk memamerkan meme itu. Itu artinya membuktikan Presiden Jokowi bukan lagi media darling," ujar Rocky saat diskusi daring yang digelar Greenpeace, Selasa (29/6/2021).

Menurut Rocky, kekuatan Jokowi saat ini hanya sebatas para buzzer atau pendengung dan hacker atau peretas. Selain mereka, kata Rocky, tak ada lagi yang membela Jokowi saat diserang dengan kritik.

Padahal, kata Rocky, sebelumnya kepemimpinan Jokowi kerap menuai puja puji dari berbagai kalangan. Namun sekarang keadaannya sudah berbalik.

"Satu-satunya kekuatan Presiden Jokowi sekarang tinggal buzzer dan hacker. Bayangkan, kekuasaan yang tadinya dipuja-juga, sekarang tinggal hacker dan buzzer," kata Rocky.

Lebih lanjut, Rocky mengatakan, meluasnya meme The King of Lip Service yang dibuat BEM UI untuk mengkritik Jokowi tak terlepas dari ulah Rektor UI Ari Kuncoro. Seperti diketahui, pihak rektorat UI memanggil pengurus BEM UI pada Minggu (27/6) setelah utas kritikan yang diunggah di akun media sosial BEM UI menjadi viral.

Rocky menilai, tindakan Ari yang memanggil pengurus BEM merupakan cerminan kekhawiran sang rektor yang takut tak dapat jatah kekuasaan. Pasalnya, Ari diketahui rangkap jabatan sebagai Wakil Komisaris Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang notabene dalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Padahal Pak Jokowi bilang nggak ada soal tuh (dikritik). Jadi sekarang yang jadi persoalan adalah rektor UI, ulahnya dia itu bikin keonaran sehingga seluruh rakyat sekarang ikut mem-bully presiden Jokowi. Kan kasian," kata Rocky.

Sebelumnya, BEM UI menguggah sebuah utas melalui akun Twitter mereka @BEMUI_Official pada Minggu (27/6) yang berisi kritikan terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Jokowi yang kerap kali kontradiktif. BEM UI pun mencap Jokowi sebagai The King of Lip Service.

Dalam unggahannya, mereka turut memuat ilustrasi beserta referensi tautan pemberitaan yang memperlihatkan kontradiksi pernyataan Jokowi. Mereka kemudian membedah poin-poin pernyataan Jokowi yang kontradiksi. Mulai dari pernyataan bahwa Jokowi rindu didemo, pelemahan KPK, hingga mengenai pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja. Buntut dari unggahan ini, Rektorat Universitas Indonesia memanggil pengurus BEM UI.

Adapun Presiden Jokowi sudah buka suara mengenai hal tersebut. Dia mengaku tak ada masalah dengan kritikan yang disampaikan oleh BEM UI. Apa yang disampaikan oleh mahasiwa UI itu hanya sebatas ekspresi dan kritik.  Oleh karenanya, Jokowi meminta pihak kampus tak perlu menghalangi kritik yang disampaikan oleh mahasiswanya.

"Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa dan ini negara demokrasi. Jadi kritik boleh saja, universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi," kata Jokowi dalam keterangan video yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/6/2021).