10 Persen Warga AS Tak Tuntas Vaksinasi Covid-19 Hingga Suntikan Kedua

ERA.id - Data vaksinasi Covid-19 di Amerika Serikat menunjukkan makin hari, makin banyak warga - hingga 10 persen total peserta vaksinasi - yang tidak menyelesaikan vaksinasi sampai suntikan kedua.

Melansir CNN, (1/7/2021), data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menunjukkan baru 88% penerima vaksin yang mendapatkan suntikan kedua vaksin Pfizer atau Moderna.

Persentase tersebut menuurn dari level 92% pada awal tahun, sebut CNN.

Padahal, penuntasan vaksinasi dengan dua suntikan dianggap krusial dalam menghalau persebaran infeksi varian Covid-19 Delta.

"Dengan bermutasinya virus, ada sejumlah versi virus yang mampu lolos dari proteksi kekebalan tubuh yang kita dapatkan dari vaksin," sebut kepala dokter bedah AS Dr Vivek Murthy pada CNN. Ia juga mengatakan bahwa dua kali suntikan Pfizer 88% efektif melawan varian, sementara satu kali suntikan hanya 33% ampuh.

"Kuncinya adalah , ikuti vaksinasi sampai tuntas dengan dua suntikan," kata dia.

Sejumlah pakar wabah penyakit menular di AS tengah mewanti-wanti bahwa varian Delta bakal menjadi varian dominan di negeri tersebut. Perkiraannya, hal itu terjadi dalam waktu hanya beberapa pekan ke depan.

Pada Rabu, kepala National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Dr Anthony Fauci, mengatakan bahwa varian Delta kemungkinan saat ini telah menyebabkan seperlima kasus Covid-19 di AS. Padahal, dua pekan sebelumnya, tingkat infeksi varian Delta masih sepersepuluh total kasus.

Jumlah warga yang belum mendapat suntikan kedua adalah 17 juta warga, sebut data CDC. Mereka ikut berisiko tertular varian Covid-19 baru itu bersama 46% warga AS yang hingga kini sama sekali belum bersedia divaksin.

Namun, laporan CDC pada Maret mengatakan bahwa warga yang mendapatkan suntikan vaksin kedua di tempat yang berbeda memang dihitung tidak tuntas divaksin, sehingga ada kemungkinan statistik yang ada saat ini melebihi kenyataan.

Pakar kini mendesak agar warga menuntaskan vaksinasinya, karena varian Covid-19 Delta membutuhkan level kekebalan kelompok yang lebih tinggi terkait varian itu yang disebut lebih mudah menular.