Berbeda dengan Vaksin Asal China, Vaksin Moderna dapat 'Perlakuan' Khusus dari Pemerintah RI

ERA.id - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin COVID-19 merek Moderna.

Vaksin buatan Amerika Serikat itu merupakan vaksin pertama dengan platform messenger RNA (mRNA) yang mendapatkan izin edar darurat dari BPOM.

Karena menggunakan platform yang berbeda dengan merek vaksin yang dipakai pemerintah Indonesia, vaksin Moderna butuh teknologi khusus untuk penyimpanannya.

Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif Nurma Hidayati mengatakan, vaksin Moderna harus disimpan dalam lemari es atau cold chain dengan suhu -24 drajat celcius.

"(Penyimpanan) dengan countener khusus yang bisa menjaga dan menjamin kualitas vaksin sampai tempat yaitu dengan suhu -24 drajat celcius," kata Nurma dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Badan POM RI, Jumat (2/7/2021).

Nurma mengatakan, untuk jalur distribusi vaksin Moderna akan diatur lebih lanjut oleh Kementerian Kesehatan sesuai engan petunjuk penyimpanan.

Sementara Kepala BPOM Penny Lukito menambahkan, penanganan vaksin Moderna ini akan berbeda dengan beberapa vaksin yang sudah dipakai di Indonesia seperti Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm. Dia menjelaskan, vaksin merek lainnya hanya cukup disimpan di lemari es atau cold chain dengan suhu 2-8 drajat celecius.

"Karena ini adalah vaksin mRNA yang pertama di terima Indonesia, memang mempunyai teknologi penyimpanan yang berbeda. Kita selama ini menerima (vaksin COVID-19) dengan platform inactivates virus, penyimpanannya itu 2-8 drajat celcius," papar Penny.

Bahkan, kata Penny, vaksin COVID-19 merek AstraZeneca yang juga menggunakan platform yang berbeda, juga hanya cukup disimpan dalam suhu 2-8 drajat celcius. Meski begitu, pemerintah Indonesia akan menyiapkan tempat penyimpanan untuk vaksin Moderna.

Penny menjelaskan, bahwa vaksin Moderna didapatkan hasil bantuan dari Pemerintah Amerika Serikat melalui skema multilateral dari COVAX Facility. Nantinya, saat vaksin dikirimkan, dipastikan akan dilengkapo dengan tempat penyimpanan berteknolohi khsusus dan panduan pendistribusiannya.

"Ini memang membutuhkan teknologi penyimpanan tertentu, karena bukan disimpan di lemari es yang bisa. Tapi ini akan datang bersamaan degnan teknologi penyimanan dan distribusinya," kata Penny.

"Karena ini kan diterima melalui COVAX, mereka akam memberikan vaksin (Moderna) ini bersamaan dengan teknologi penyimpanan dan distribusinya," tambahnya.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil kajain dari BPOM dan ITAGI, vaksin Moderna  memiliki efikasi sampai 86,4 sampai 94,1 persen. Selain itu, vaksin akan diberikan sebanyak dua dosis dalam dua kali penyuntikan masing-masing 0,5 mili degan rentang waktu satu bulan.

Vaksin Moderna juga dinyatakan aman digunakan untuk usia 18 tahun ke atas, kelompok lansia, dan kelompok komorbid.