Beda dengan Bali, Pemkot Makassar Andalkan GeNose Deteksi Covid-19
ERA.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar saat ini disibukkan dengan sejumlah kegiatan dalam menanggulangi pencegahan meluasnya angka penularan Covid-19 bagi masyarakat.
Kesibukan tersebut sehubungan dengan program Makassar Recovery yang dicanangkan sebelumnya oleh Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan "Danny" Pomanto dalam mendeteksi resiko penularan di tingkat RTRW se-Kota Makassar.
Nah, untuk mendeteksi penyakit Covid-19, Pemkot Makassar percaya diri menggunakan alat GeNose. Kepala Dinas Kesehatan Makassar, dr Riyani mengaku jika penggunaan GeNose hanya sebagai alat screening (periksa) kesehatan saja.
Nantinya, produk Genoose akan melayani jutaan orang penduduk Makassar secara berkala. "1,5 juta jiwa," beber Kadis Kesehatan ini kepada ERA.
Lebih lanjutnya, Riyani menambahkan bahwa pihaknya tidak mematok tarif. Dari informasi yang dihimpun, nantinya produk GeNose akan menyasar hingga ke pemukiman masyarakat guna mendeteksi penularan Covid-19 di Kota Makassar.
Bahkan informasinya, ketika masyarakat terbukti positif lewat GeNose, maka mereka akan dirujuk ke bagian petugas kesehatan untuk melakukan rapid tes antigen.
Beda dengan Makassar, Pemprov Bali malah menolak hasil tes GeNose sebagai syarat wisatawan yang ingin masuk ke Pulau Dewata. Alasannya, karena hasil tesnya bisa berbeda dengan alat tes COVID-19 lainnya.
"Ini sekali lagi berdasarkan realitas lapangan ya, ada fakta-fakta di mana setelah dicek pakai GeNose, di-screening pakai GeNose misalnya hasilnya nonreaktif, tapi di-screening pakai instrumen yang lain reaktif atau sebaliknya," kata Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra.
Dewa Indra tidak bermaksud merendahkan instrumen screening pakai GeNose. Namun, ia lebih memilih bersandar pada hasil swab berbasis PCR.
"Karena itu golden standard-nya dan kebetulan di Bali saat ini sedang naik, maka untuk pengendalian yang lebih kuat, kita gunakan golden standard. Jangan bikin isu GeNose nggak begini-begitu, bukan itu maksudnya. Kita menggunakan golden standard dalam rangka penguatan COVID-19 di Bali karena COVID-nya sedang naik," jelas Dewa Indra.
Nantinya, jika kasus COVID-19 di Bali melandai, hasil GeNose akan dipakai lagi sebagai syarat agar wisatawan bisa masuk ke Bali. Apalagi beberapa waktu lalu pihaknya juga sempat memakai rapid test antibodi, kemudian antigen.