Mendiang Rachmawati Soekarnoputri di Mata Gerindra dan Yusril Ihza Mahendra
ERA.id - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Rachmawati Soekarnoputri, meninggal dunia pada Sabtu, 3 Juli 2021.
Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad ketika dihubungi di Jakarta, Sabtu, mengatakan Rachmawati meninggal dunia sekitar pukul 6.15 WIB.
"Bu Soekarnoputri Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra telah berpulang tadi pagi pada pukul lebih kurang 6.15 WIB di RSPAD Gatot Subroto Jakarta," kata dia.
Sufmi mengatakan keluarga besar Partai Gerindra merasa sangat kehilangan yang mendalam atas berpulangnya Rachmawati Soekarnoputri.
"Kami mintakan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk mendoakan agar almarhumah husnul khotimah dan mohon dimaafkan segala kekhilafannya," ucapnya.
Rachmawati menurut dia merupakan sosok seorang ibu, kakak dan panutan di Partai Gerindra, khususnya bagi kaum perempuan. Rachmawati juga menjadi tempat berkeluh kesah dalam perjuangan bersama Gerindra.
"Semoga ibu Rachmawati diterima dengan layak di sisi-Nya," uca Sufmi Dasco Ahmad.
Politikus Gerindra Andre Rosiade juga membenarkan wafatnya Rachmawati Soekarnoputri. Andre mendapatkan informasi Rachmawati sempat terpapar COVID-19 sebelum wafat.
"Infonya sih begitu. Bu Rachmawati adalah seorang patriot yang selalu memegang teguh keyakinan beliau bahwa Indonesia ini harus bisa berdaulat lalu Indonesia ini harus bisa mandiri di kaki sendiri," ujarnya menyampaikan kesan terhadap Rachmawati.
Pandangan Yusril Ihza Mahendra
Seperti dengan kader Gerindra, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra juga menceritakan kisahnya selama berkawan dengan Rachmawati.
Kata Yusril, Rachma adalah sosok politisi yang idealis dan rela berada di luar lingkaran kekuasaan.
"Bu Rachma kritis terhadap perkembangan dan kekuasaan politik, siapapun yang berkuasa. Mengedepankan idealisme dan rela berada di luar lingkaran kekuasaan adalah sesuatu yang melekat pada kepribadian beliau. Hal itu menjadi pelajaran dan keteladanan bagi kita semua," terang Yusril.
Kata Yusril, Rachma juga adalah orang yang tulus. "Berbincang-bincang dengan Bu Rachma semasa hidupnya terasa sangat menyenangkan. Idealisme untuk menjaga persatuan dan memajukan bangsa tidak pernah padam. Secara politik orang lain bisa saja beda pandangan dengan beliau. Namun hampir semua mengakui ketulusannya dalam bersikap."