Ngambek, Walkot Makassar Ancam Warga Jika Abaikan Program Makassar Recover
ERA.id - Gerak Satgas Detector Covid-19 yang terganjal kritik warga, membuat Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan "Danny" Pomanto ngambek. Ia mengancam warganya jika tak mengindahkan keinginannya.
Padahal keresahan warga bukan tanpa alasan, mereka memilih resisten dengan Satgas Detector Covid-19, karena kunjungannya dari rumah ke rumah berpotensi memicu penularan virus di tengah pembatasan pergerakan (mobilitas) warga.
Apalagi, menurut wakil BEM Kesehatan Masyarakat Unhas, berdasarkan konsultasi mereka dengan pakar epidemiologi, visitasi dari rumah ke rumah seperti yang dilakukan satgas bentukan Danny, sangat tidak dianjurkan di tengah meluasnya pandemi.
"Kami bergerak untuk diaji (warga). Kalau tidak mau tidak usah! Tapi jangan menyesal, kau tidak bisa urus apa-apa di pemerintah kota karena tidak ada barcodemu," ujar Danny mengancam.
Hal ini pun membingungkan publik, sebab pada dasarnya, Satgas Detector Covid-19 hanya bertujuan mengecek kesehatan warga. Belakangan, terjadi tindakan transaksional di dalamnya.
Apa itu? Warga dianjurkan mengunduh aplikasi dan memasukkan data ke dalam aplikasi tersebut, tanpa diketahui apa kepentingan pemerintah di baliknya.
Hal itu bukan isapan jempol belaka, karena ERA yang menemui personel satgas, membenarkannya. Seorang satgas sendiri mengaku, jika warga yang enggan mengisi data dan menyetor ke dalam aplikasi Makassar Recover buatan pemerintah, terancam tidak mendapatkan pelayanan publik.
Kesulitan seperti apa yang akan didapatkan warga? Adalah ketika hendak mengurus berkas administrasi mulai dari tingkat RT/RW, kelurahan, kecamatan, juga dinas terkait lainnya.
"Kalau tidak dilayani ki (Satgas Detektor), tidak bisaki itu dilayani kalau mengurus surat-surat. Karena datata (data kamu) wajib terdaftar dalam aplikasi Makassar Recover," kata Satgas Detektor yang belum sempat menyebutkan namanya kepada ERA.
"Kalau misal ini hari tidak kamu tidak dilayani, maka besok lusa kamu pasti akan mencari Satgas Detector," tambahnya.
Terpantau, dua dari tiga orang satgas mendata dan melihat kartu keluarga (KK) warga. Melalui aplikasi Makassar Recover itulah, data warga akan disinkronkan dengan QR Code yang tertera dalam kartu keluarga tersebut.
Satu orang lainnya yang berasal dari tenaga kesehatan (perawat), bertugas mengecek tekanan darah, detak jantung dan suhu tubuh warga.
Dengan dilengkapi baju mirip jas hujan, ERA melihat beberapa kekurangan dari satgas, seperti tidak menggunakan sarung tangan (karet) khusus medis kepada dua orang yang bertugas mendata di setiap rumah warga.
Dalam aplikasi PlayStore, ada tiga macam aplikasi Makassar Recovery dan salah satunya (latar biru), wajib diunduh oleh warga. Semua itu terkoneksi dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil).