Dituding Jadi Barisan Dokter Lois, Rina Nose: Peroleh Pengetahuan Terperinci, Tak Mudah Dihasut dan Diprovokasi

ERA.id - Baru-baru ini, komedian Rina Nose dituding mendukung pernyataan Dokter Lois Owien yang tidak percaya adanya Covid-19. Menurutnya, pasien Covid-19 meninggal dunia di rumah sakit, bukan karena virus, melainkan karena interaksi obat berlebihan.

Melalui laman Instagram-nya @rinanose16, Rina Nose menuliskan pendapatnya soal tudingan netizen yang menduga dirinya membela Dokter Lois. Ia menyoroti sikap masyarakat yang kerap bertindak sesuka hati dengan perbedaan pendapat orang tersebut.

Curhatan Rina Nose (Foto: Instagram/@rinanose16)

“Yang bahaya itu ketika melihat/mendengar kabar dari satu sumber, lalu kabar tersebut langsung dipercaya, langsung dituruti tanpa mempertanyakan (bahkan kepikiran bertanya saja tidak),” tulis Rina Nose, dikutip Selasa (13/7/2021).

"Lalu tanpa mencari tahu secara detail dan terperinci, tanpa bersedia meluangkan waktu untuk berpikir, menganalisa, dan membedah segala sumber lebih banyak dan lebih dalam (bahkan kepikiran melakukannya pun tidak)," lanjutnya.

Bintang film Sehidup (Tak) Semati ini menilai sekarang banyak netizen yang langsung mencibir orang yang mengeluarkan pendapat berbeda.

"Tapi begitu melihat atau mendengar kabar yang sedikit 'berbeda' langsung dianggap itu salah (hanya karena kabar tersebut terasa asing)," katanya.

"Lalu rangkaian kabar yang sudah dirasa 'familiar' diantara ketidaktahuan dan ketidakpahaman itu disebar dan diulang terus menerus hingga dianggap sebagai satu-satunya kebenaran," lanjutnya.

Unggahan itu dibanjiri respon dari netizen. Ada pun seorang netizen yang menuding Rina Nose masuk dalam barisan Dokter Lois. Hingga akhirnya, perempuan berusia 37 tahun itu membalasnya dengan kata-kata yang menohok.

"Apakah teh Rina ada dibarisan dr Lois?" tanya netizen.

"Saya selalu berada diluar lingkaran mana pun agar selalu bisa melihat segala masalah dari berbagai sisi. Belajar, bertanya, analisa, membedah segala informasi. Bukan hanya ngikut sana ngikut sini, melainkan berpikir mandiri," tulisnya.

"Termasuk meragukan segala sesuatu (bahkan yang saya setujui sekalipun) agar bisa memperoleh pengetahuan yang lebih terperinci. Dengan begitu, tidak akan mudah dihasut dan diprovokasi oleh sebuah narasi," lanjutnya.