Forum Tingkat Tinggi Dewan Ekonomi Sosial PBB, Jokowi Bicara Kesenjangan Vaksin Dunia
ERA.id - Presiden Joko Widodo mengatakan, pandemi COVID-19 mempersulit tercapainya sustainable development goals (SDGs) pada 2030 mendatang. Berbagai kemajuan yang telah dicapai sejumlah negara pun tergerus.
Jokowi mengungkap sekitar 255 juta orang di dunia telah kehilangan pekerjaan akibat pandemi. Di mana 110 juta orang di antaranya kembali ke jurang kemiskinan. Selain itu, 83 juta hingga 132 juta orang di seluruh dunia terancam kelaparan dan mengalami malnutrisi.
"Kerja sama dan solidaritas harus dipertebal dan inovasi harus ditingkatkan dan no country can progress until all country progress," ujar Jokowi dalam di Forum Tingkat Tinggi Dewan Ekonomi Sosial PBB (ECOSOC) yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (14/7/2021).
Oleh karenanya, dia menyampaikan sejumlah pemikiran. Salah satunya, Jokowi menyinggung soal pemerataan akses vaksinasi COVID-19 bagi negara-negara di dunia.
Dia mengatakan, vaksin adalah salah satu harapan bagi dunia untuk segera keluar dari pandemi COVID-19.
"Akses yang adil dan merata terhadap vaksin harus dijamin namun hingga saat ini kita melihat kesenjangan akses vaksin masih sangat lebar," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, vaksin sebagai global public goods jangan hanya menjadi slogan saja. Oleh karenanya, Indonesia mendorong agar kesetaraan akses vaksin bagi seluruh negara segera direalisasikan, termasuk melalui mekanisme berbagi dosis lewat Covax Facilities.
Jokowi menyebut pemenuhan kebutuhan pendanaan vaksin, peningkatan produksi hingga menguatkan supply chain dosis vaksin juga harus dilakukan.
"Penguatan global supply chain vaksin termasuk menghilangkan hambatan ekspor dan hambatan bahan baku vaksin, dan peningkatan diversifikasi dan volume produksi vaksin termasuk di negara berkembang," tegasnya.
Kedua, Jokowi mendorong adan perhatian dan bantuan kelompok rentan akibat melambatnya kegiatan perekonomian karena pandemi COVID-19 harus ditingkatkan. Hal ini sudah dilakukan Indonesia dengan mengalokasikan dana sebesar 28,5 miliar dolar Amerika Serikat untuk bantuan sosial yang diterima 9,85 juta unit usaha mikro sebagai bantuan keberlanjutan usaha.
Ketiga ekonomi dunia harus pulih. Jokowi mengatakan, pemulihan ekonomi dunia ini bisa bermanfaat jika terjadi bersama-sama.
"Roda perekonomian dunia harus mulai bergerak bersama tanpa mengorbankan aspek kesehatan. Percepatan pemulihan ekonomi harus dilakukan dengan tetap mengutamakan kesehatan serta pembangunan berkelanjutan. Ke depan kita harus mendorong investasi dalam pemulihan yang berketahanan berkeadilan dan hijau," katanya.
Dia menambahkan, transisi ekonomi hijau di negara berkembang harus didukung negara maju. Sehingga pembangunan bisa terus berkelanjutan.
Terakhir, Jokowi mengingatkan kemitraan global harus diperkuat dan dipertebal. "No one left behind harus ditunjukkan dalam bentuk nyata," ungkapnya.
"Kita harus berkomitmen untuk menghindari 'me first policy'. Mari kita bangun kepercayaan dan solidaritas untuk mencapai tujuan bersama," pungkasnya.