Pengakuan Mengejutkan Menkes: Testing hingga Tracing COVID Jadi Kelemahan Pemerintah

ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui tes COVID-19 dan pelacakan atau testing dan tracing di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan negara lain.

Padahal, strategi testing, tracing, treatment (3T) penting untuk mengatasi pandemi virus Corona selain vaksinasi.

"Ini merupakan salah satu titik kelamahan kita. Kita vaksinasinya sudah lumayan, tapi testing dan tracing kita masih di bawah rata-rata negara yang baik," ujar Budi dalam acara daring yang disiarkan di kanal YouTube Faculty of Medicine Universitas Airlangga Official, Jumat (30/7/2021).

Budi mengatakan, strategi 3T sama pentingnya dengan vaksinasi dan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Dia mengatakan, dengan menerapan 3T yang masif, maka pengendalian pandemi COVID-19 bisa semakin cepat dilakukan.

"Vaksinasi baik benar, tapi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi pandemi. Tetap kita harus kuat di testing lancak dan isolasinya, kita mesti kuat juga prokes dan strategi perawatan," kata Budi.

"Simulai dari proses pelacakannya, kemudian kapasitas dari testingnya, pelaporan dari testingnya kemudian bagaimana follow up-nya kalau hasilnya ada yang positif mana yang mesti ditaruh di rumah sakit, mana yang di isolasi mandiri, mana yang diisolasi terpusat," lanjutnya.

Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) COVID-19, jumlah tes di Indonesia, selama sepekan terakhir masih rendah. Jumlah itu masih jauh dari target 400 ribu tes per hari.

Pada hari Kamis (29/7) jumlah orang yang dites memggunakan PCR, TCM dan Antigen sebanyak 173.464 orang. Sehari sebelumnya, Rabu (28/7) sebanyak 185.181 orang.

Selasa (27/7) lalu, jumlah yang dites yaitu 180.202 orang. Kemudian Senin (26/7) sebanyak 121.266 orang. Lalu, pada Minggu (25/7) sebanyak 124.139 orang dites dan pada Sabtu (24/7) tercatat 179.953 orang.