Lika-Liku Perjuangan Apriyani Rahayu, Dari Raket Kayu Hingga Hampir Gagal Masuk Pelatnas

ERA.id - Kesuksesan Apriyani Rahayu dalam meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 tidak berjalan mulus seperti yang dibayangkan. Apriyani Rahayu harus melewati lika-liku perjuangan yang panjang sebelum akhirnya sukses sebagai atlet yang membanggakan.

Perjalanan hidup dan karier itu diceritakan oleh Apriyani Rahayu melalui kanal YouTube Indosport, yang dikutip tim Era.id. Menurut penuturannya, obesesi menjadi atlet profesional itu hadir sejak usianya 9 tahun.

"Sebenarnya awalnya itu belum sangat terobsesi waktu masih kecil tuh. Karena terobsesinya tuh pada saat sudah umur 9 tahun atau 10 tahunan. Pokoknya sekitar segitu masih kecil, belum tau belum terobsesi banget jalani aja gitu," kata Apriyani Rahayu, dikutip Indosport, Selasa (3/8/2021).

Perjalanan Karier Apriyani Rahayu (Dok: YouTube/Indosport)

Lalu, kata Apriyani, demi menyalurkan bakat dan minatnya dalam dunia bulu tangkis, kondisi keluarganya tidak memungkinkan dan tidak mendukung untuk dirinya. Bahkan untuk membeli raket saja, keluarga Apriyani tidak cukup uang untuk mewujudkannya.

Alhasil ayahnya, yang dipanggil dengan sebutan Opande, membuatkannya raket dari kayu yang bisa dia pakai untuk bermain bersama tetangganya. Bermodalkan raket kayu dan kok yang sudah tidak layak, Apriyani menumpahkan seluruh kemampuannya untuk bermain bulu tangkis di halaman rumahnya.

"Di samping rumah tetangga saya itu laki-laki. Nah dia suka sama bulu tangkis karena saya gak ada raket, saya pakai raket kayu dibuatin sama Opande (ayah). Benar-benar dibuatin sama Opande. Di situ main aja berdua sama anak cowok itu, koknya pun juga udah rusak banget yang penting main-main sampai sore, sampai keringetan," kenangnya.

Perjuangan Apriyani Rahayu untuk menjadi atlet tidak berhenti sampai di situ saja. Kali ini giliran ibunya, yang dipanggil Omande berjuang dan menunjukkan cintanya untuk Apriyani.

Ibunda Apriyani yang bekerja sebagai ibu rumah tangga rela menggadaikan emasnya dan juga menjual sayuran demi buah hati tercintanya, Apriyani Rahayu.

"Di rumah itu mama saya suka tanam kayak cabe rawit, sayur, jagung, itu di belakang rumah luas. Dipetik-petikin sama dia, terus diiket. Dia bilang 'Ani kan kau tidak ada uang jajan, ini kau pergi jual ini sayur'. Jadi gitu mama saya udah ngajarinnya gitu," ucapnya.

Tidak ada rasa malu dalam diri Apriyani kecil. Dia hanya menuruti dan menyanggupi perintah dari ibunya untuk menjual sayuran. Kala itu, kata Apri, dagangannya selalu habis dibeli oleh para tetangganya.

Apriyani Rahayu Sempat Diragukan Jadi Atlet Karena Postur Tubuh

Meski sudah berjuang mati-matian dan berlatih seadanya dengan menggunakan raket kayu, ujian yang dihadapi oleh Apriyani Rahayu tidak berhenti sampai di situ.

Kali ini dia harus dihadapkan dengan komentar dan sentimental tetangga yang meragukan kemampuannya. Bahkan Apriyani sempat dianggap tidak layak menjadi atlet karena postur tubuhnya yang pendek.

"Ada beberapa orang yang yah kayak nyepelein, meremehkan. Waktu itu sempat dibilang postur saya pendek lah 'gak mungkin lah ini Apri jadi pemain (bulu tangkis) orang pendek'. Banyak yang kayak gitu, tapi Omande sama Opande gak ada (minder) terus jalan," tegasnya.

Sempat Ditolak Icuk Sugiarto dan Diberi Kesempatan Tiga Bulan

Perjalanan Karier Apriyani Rahayu (Dok: YouTube/Indosport)

Dengan seluruh kemampuan dan keyakinannya, Apriyani pun terus berjuang dan mengikuti berbagai ajang perlombaan. Dia bersama pelatihnya saat itu terbang ke Jakarta dengan harapan bisa masuk ke salah satu klub bulu tangkis di Ibu kota.

Menurutnya, saat itu dia sempat ditolak oleh Icuk Sugiarto. Namun pelatihnya saat itu berusaha untuk meyakini Icuk Sugiarto dan memberikannya waktu tiga bulan untuk membuktikan kemampuannya.

"Sempat mau gak diterima, tetapi pengurus saya Pak Akib meminta, memohon untuk bisa diterima 'coba lihat dulu anak ini selama tiga bulan, selama tiga bulan kalau dia ada penaikan perkembangan dia boleh masuk' dan udah dijelasin sama Pak Akib 'Pak Icuk ini anak orang biasa, orang gak berada, dia gak bisa bayar selama latihan di sini' jadi dibuka itu semuanya," kenangnya.

Untungnya selama tiga bulan kesempatan yang diberikan ke Apriyani, rekan Greysia Polii itu mampu membuktikan kemampuannya. Apri pun berhasil meningkatkan bakatnya hingga mendapat keuntungan berupa latihan gratis dari Icuk Sugiarto di PB Pelita.

Hingga akhirnya atlet kelahiran 29 April 1998 itu langsung dipercaya untuk turun ke turnamen dan dipasangkan dengan Jauza Fadhillah Sugiarto, yang merupakan putri dari Icak Sugiarto.

Apriyani Rahayu pun langsung mencatatkan namanya sebagai atlet perwakilan Indonesia yang berlaga di level internasional. Kini dia dikenal sebagai pasangan dari Greysia Polii dan berhasil meraih medali emas dalam ajang Olimpiade Tokyo 2020.