Promosi Minim Asian Games 2018

Your browser doesn’t support HTML5 audio
Jakarta, era.id - Perhelatan Asian Games 2018 kurang dari empat bulan lagi. Namun media promosi pesta olahraga empat tahunan negara-negara Asia tersebut masih sangat minim. Presiden Jokowi meminta penyelenggara Asian Games 2018, INASGOC meningkatkan promosi agar Asian Games 2018 menggaung hingga ke mancanegara.

Jokowi juga menyindir nuansa Asian Games dan motto Energy of Asia yang masih kalah banyak dibandingkan baliho dan spanduk partai politik. Belum lagi pemberitaan media lokal dan asing yang sangat tidak memuaskan. 

Sentilan Jokowi ini mengundang reaksi dari berbagai pihak, termasuk INASGOC melalui ketuanya Erick Thohir yang mengatakan akan mencari strategi khusus agar euforia Asian Games ke-18 bisa dirasakan oleh masyarakat internasional. Dia pun langsung menginstruksikan seluruh jajarannya agar memaksimalkan aktivitas promosi Asian Games 2018.

Asian Games di Korea Selatan dan China: Strategi 'Overseas Tour'

Perhelatan Asian Games bukan diselenggarakan kali ini saja. Pesta olahraga empat tahunan ini selalu diadakan secara bergantian di antara negara-negara Asia. Sebagai perbandingan dengan Asian Games 2018, kami akan sajikan proses persiapan dan bentuk promosi yang dilakukan Korea Selatan dan China saat ditunjuk sebagai tuan rumah pada 2014 dan 2010.

Pada Asian Games 2014 yang diselenggarakan di Incheon, Korea Selatan, promosi yang dilakukan Negeri Ginseng sangat masif. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan menyampaikan visi dari Asian Games Incheon, mereka mengusung misi ekspansi budaya K-Pop dan menggelar roadshow ke enam kota besar di dunia; Tashkent (Uzbekiztan), Dubai (UEA), Singapura (Singapura), Hanoi (Vietnam), Guangzhou (China), dan New Delhi (India).

Kampanye yang diberi nama Cheer Asia ini mendaulat trio K-Pop JYJ sebagai ambasadornya, sehingga tak heran jika roadshow tersebut disambut gegap gempita khususnya di China dan Vietnam. Tanpa perlu diminta, sejumlah media asing beramai-ramai memberitakan para bintang K-Pop serta perhelatan Asian Games 2014. 

Journal of Physical Education and Sport (2016) juga menyoroti sejumlah aspek teknis-kuantitatif yang berperan dalam penyelenggaraan Asain Games 2014, seperti penyebutan “Incheon Asian Games 2014” di media lokal dan internasional yang mencapai 2.569 penyebutan. Hal ini dilakukan secara merata setiap bulan, terutama dalam rentang waktu 2013-2014.

Tak hanya itu, laporan tersebut juga mengindikasikan Korea Selatan secara intensif mempromosikan Asian Games Incheon melalui baliho-baliho besar di seluruh penjuru Korea untuk meningkatkan kesadaran penduduk lokal akan ajang pesta olahraga akbar ini.

Data tersebut juga melansir, penyebutan kata kunci 'Incheon Asian Games 2014' sudah dimulai sejak periode 7 April 2005 hingga 18 September 2014 atau dua tahun sebelum voting tuan rumah Asian Games ke-17 digelar (April 2007). Luar biasa, Korea Selatan sudah secara masif melakukan kampanye agar Incheon dipilih sebagai kota penyelenggara jauh-jauh hari. Dan setelah terpilih, mereka makin masif lagi menggencarkan promosinya hingga hari penyelenggaraan pada 18 September 2014.

Tak hanya itu, Asian Games yang bermaskot tiga anjing laut; Barame, Chumuro, dan Vichuon ini tidak absen dalam mengoptimalkan platform media sosial. Selain Facebook dan Twitter yang memang menjadi andalan pada waktu itu, Asian Games ke-17 ini juga memanfaatkan platform Flickr dan YouTube dengan sangat baik. Singkatnya, Korea Selatan benar-benar mempersiapkan Asian Games 2014 sebagai isu utama.

Ilustrasi promosi Asian Games (era.id)

Bagaimana dengan Guangzhou? Perhelatan Asian Games 2010 di Negeri Tirai Bambu sukses menggaet perhatian dunia melalui ajang pameran impor dan ekspor bertajuk Canton Fair. Selain sebagai media promo Asian Games 2010, Canton Fair juga dijadikan ajang untuk melegitimasi lima patung kambing sebagai maskot Asian Games edisi ke-16 tersebut sekaligus lambang kota Guangzhou.

Dalam acara ini sejumlah orang penting dari berbagai dunia hadir memberikan dukungan terhadap Asian Games ke-16. Salah satunya adalah Brian L. Goldbeck, seorang konjen dari Amerika Serikat yang saat itu mengatakan, Asian Games 2010 akan menjadi salah satu isu utama agar dunia mengetahui lebih baik tentang China beserta kebudayaan dan berbagai tradisi di dalamnya. Selain Goldbeck, sejumlah duta besar sahabat dari China juga hadir dan memberikan dukungannya.

Untuk membangkitkan semangat masyarakat lokal agar lebih merasakan euforia Asian Games 2010, berbagai kampanye promosi di setiap distrik di kota Guangzhou dan sejumlah provinsi lain di China juga digelar secara simultan. Saat itu, panitia menyelenggarakan kampanye bertajuk Asian Games China Tour dan Asian Games Asia Tour yang bertemakan Greeting The Asian Games, Creating New Life, dan Thrilling Games and Harmonious Asia. 

Tag: menjadi bangsa pemenang asian games 2018