Heboh Pesawat Presiden Akan Dicat, Dicky Chandra: Temanku Bingung Cari Makan
ERA.id - Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau disebut juga pesawat BBJ 2, bakal berganti warna dari biru menjadi merah putih.
Kabarnya biaya pengecatan ulang akan menghabiskan anggaran 100 ribu-150 ribu dolar AS atau setara dengan Rp1,4-Rp2,1 miliar.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengaku kalau niatan itu sudah lama direncanakan yaitu sejak 2019.
"Dapat dijelaskan bahwa pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak 2019 serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara," kata Heru di Jakarta, Selasa (3/8/2021).
Selama ini diketahui Presiden Joko Widodo menggunakan pesawat kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ) 2 tipe 737-800. Pesawat BBJ 2 itu dipesan pada 2011.
Pesawat itu baru digunakan sebagai pesawat kepresidenan Indonesia mulai 2014 atau tahun terakhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Pengecatan Pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia pada 2020. Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ."
Pesawat RJ adalah pesawat Kepresidenan British Aerospace RJ 85 (BAe-RJ 85) atau biasa disebut RJ-85 yang biasa dipakai oleh wakil presiden untuk melakukan kunjungan kerja.
"Namun pada 2019, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin, sehingga yang dilaksanakan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan pesawat RJ," ungkap Heru.
"Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN. Selain itu, sebagai upaya untuk pendanaan penanganan COVID-19, Kementerian Sekretariat Negara juga telah melalukan 'refocusing' anggaran pada APBN 2020 dan 2021 sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Menteri Keuangan," jelas Heru.
Terlebih lagi, menurut Heru, proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri yang terdampak pandemi.
Menanggapi hal itu, mantan Wakil Bupati Garut dan aktor Dicky Chandra, memohon maaf tak bisa ikut andil dalam pengecatan pesawat tersebut.
Ia juga mengaku kalau banyak temannya yang terdampak Covid-19 dan akhirnya tak bisa melanjutkan usahanya karena PPKM yang dijalankan pemerintah.
"Maaf. Banyak teman2 saya yg ga bisa usaha karena ppkm akhirnya maksain pinjam. Malah ada teman yg isoman dan bingung cari makan. Hutang ke luar banyak pengen pindah rumah ah lieur. Jadi maaf saya ga bisa nyumbang buat cat pesawat," tulis @dikychandra_ dalam akun Twitter pribadinya.