Facebook Mata-matai Fitur Messenger?
Meski begitu, sistem keamanan tersebut tetap berpotensi melanggar aturan privasi yang sebenarnya telah ditetapkan oleh pihak Facebook sendiri.
Facebook memiliki akses untuk memoderasi, untuk meninjau apa saja pesan yang dikirimkan oleh pengguna secara otomatis. Hal ini banyak membuat pengguna aplikasi milik Mark Zuckerberg memprotes sistem tersebut. Obrolan yang dikirimkan via Messenger seharusnya bersifat pribadi.
Menanggapi hal itu, pihak Facebook pun berkilah. Menurutnya, sistem moderasi ini adalah salah satu cara untuk menegakkan aturan kepada pengguna.
Baca Juga : Facebook Ditutup, Fakta atau Hoaks?
(Infografis/era.id)
Facebook kian hari makin dikuliti oleh permasalahan privasi data yang menjadi kasus terpenting sepanjang sejarah Facebook berdiri. Ketidakamanan privasi dari penggunaan Messenger telah menjadi episode baru terkait privasi di platform media sosial tersebut.
Baca Juga : Facebook Bantah Teken MoU dengan Pihak Alexander Kogan
Berbagai pihak, termasuk negara mencoba mendorong otoritas Facebook untuk lebih transparan dalam mengelola data pengguna. Aplikasi Messengger, fitur chat yang disajikan oleh Facebook menjadi obrolan penting terkait pernyataan CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Mark mengaku Facebook telah mendeteksi adanya pesan-pesan hoaks yang dikirimkan via Messenger terkait isu HAM di Myanmar. Para aktivis HAM dan jurnalis telah menyebarkan publikasi bahwa Facebook digunakan untuk menyebarkan hoaks terkait isu Rohingya. Pesan-pesan tersebut dikirimkan via Messengger.
Awal tahun 2018 merupakan tahun yang berat bagi Mark. Tahun ini, Facebook terguncang setelah perusahaan analis komunikasi dan IT, Cambridge Analytica mengakui tindak kriminalnya soal pencurian jutaan data pengguna untuk kepentingan politik. Atas kasus tersebut, Facebook kehilangan hampir 100 miliar dolar.