Jokowi Ingin Dampak Gempa Banjarnegara Ditangani Serius
Dilansir dari laman presidenri.go.id, Jokowi menginstruksikan untuk menangani masalah ini dengan serius. Sebab, dia mendapat laporan, sebanyak 2.125 masyarakat terdampak yang masih mengungsi, dan 465 unit rumah yang rusak, yang terdiri dari 144 rumah rusak berat, 125 rumah rusak sedang, dan 196 rumah rusak ringan.
Sementara, empat masjid, dua musala, satu bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 3 bangunan Sekolah Dasar (SD) yang mengalami rusak berat.
"Ini langsung akan dikerjakan. Kita butuh waktu dua minggu sampai satu bulan untuk persiapan material, perencanaan, dan lain-lain. Dan kita harapkan dalam waktu dua minggu sampai satu bulan semuanya sudah dikerjakan oleh BNPB bekerja sama dengan Kementerian PUPR," ungkap Jokowi.
Dia menerangkan, penanganan bangunan yang rusak berat dan rusak sedang akan ditangani oleh pemerintah pusat. Sementara untuk bangunan yang mengalami rusak ringan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten.
Presiden juga mengatakan pemerintah akan memberikan bantuan sewa rumah sebesar Rp500.000 per bulan per rumah. Bantuan tersebut akan diberikan selama enam bulan ke depan.
Presiden Jokowi mengunjungi daerah terdampak gempa Banjarnegara. (Foto: presiden.go.id)
"Kemarin kita perkirakan rumah-rumah yang ada itu enam bulan sudah selesai. Akan ada juga bantuan jatah hidup Rp10.000 per jiwa per hari selama tiga bulan," lanjutnya.
Dalam kesempatan ini, Jokowi melakukan tinjauan ke dua lokasi. Di lokasi pertama Jokowi memberikan santunan untuk korban meninggal dunia. Ada dua orang korban, yaitu Asep (13 tahun) dari Desa Kasinoman, dan Kasrih (100 tahun) dari Dusun Bakalan.
Setelah itu Presiden pergi untuk meninjau lokasi kedua di Dusun Kasinoman, Desa Kasinoman, Kecamatan Kalibening, Kabupaten Bajarnegara. Di sini, Presiden menyempatkan untuk melihat rumah yang rusak akibat gempa.
Dalam kunjungannya ini Jokowi didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, dan Plt. Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko.