Presiden Macron Perluas Aturan 'Paspor Vaksin' di Prancis, Ini Alasannya
ERA.id - Warga Prancis, mulai Senin, (9/8/2021), wajib menunjukkan kartu 'paspor kesehatan' untuk beraktivitas seperti minum kopi di restoran atau naik kereta antar kota. Aturan ini diresmikan meski telah diprotes selama tiga pekan terakhir di Prancis.
Melansir France24, aturan ini sebenarnya hasil perluasan penerapan dokumen paspor kesehatan yang sudah berjalan. Presiden Emmanuel Macron berharap aturan ini bisa memaksa orang mau divaksin dan menekan gelombang keempat infeksi Covid-19. Strategi ini serupa dengan yang dilakukan di sejumlah negara Eropa, seperti Italia dan Jerman.
'Paspor' kesehatan diciptakan melalui kode QR setelah seseorang terbukti tuntas divaksin Covid-19, memiliki hasil tes negatif, atau baru saja sembuh dari infeksi virus.
Pemerintah Prancis beri waktu satu pekan agar warga dan pelaku bisnis bisa beradaptasi dengan aturan ini.
"Paspor dan dorongan vaksinasi semoga bisa membantu kita menghindari jam malam atau lockdown," sebut Menteri Kesehatan Olivier Veran, dikutip koran Le Parisien.
Veran juga mengumumkan tes Covid-19 bisa dipakai untuk waktu 72 jam, alih-alih 48 jam saja.
Pemerintah Prancis tetap menerapkan perluasan aturan meski menghadapi gelombang unjuk rasa hingga di 150 kota di Prancis. Pada Sabtu, (7/8/2021), gelombang unjuk rasa atas 'paspor vaksin' telah mencapai pekan keempat. Diperkirakan lebih dari 250 ribu warga Prancis ikut serta dalam unjuk rasa.
Menkes Veran mengisyaratkan tak akan membatalkan aturan, yang diperkirakan bakal berlaku setidaknya hingga November tahun ini. Ia menyayangkan perhatian pada kaum "anti vaksin, anti sains, dan anti pemerintah" melampaui perhatian pada mereka yang telah divaksin dan menghormati aturan pembatasan sosial.
"Saya mau mendengar ketakutan mereka, lakukan apapun untuk meyakinkan kami. Namun, sudah tiba saatnya saat kita menjadi muak," kata dia.
Jumlah pasien Covid-19 di RS belum mencapai puncaknya. Namun, Sabtu lalu sudah ada 1.510 pasien yang dirawat di ICU, melonjak dari 1.099 satu pekan sebelumnya, melansir France24.
Presiden Macron juga berharap paspor kesehatan ini mempercepat progres program vaksinasi di Prancis, di mana lebih dari 55% populasi telah tuntas divaksin Covid-19.
Kasus-kasus baru Covid-1 kini tumbuh pesat di Corsica dan daerah-daerah pesisir Mediterania, di mana banyak orang datang untuk berlibur musim panas. Namun, perhatian terbesar kini terletak pada teritori Prancis di Samudera Hinda dan Karibia, di mana warga terpaksa merasakan penguncian total akibat rendahnya cakupan vaksinasi Covid-19.